Blog resmi MASJID BAITURRAHIIM Rt 04 Rw 04 Kel. Ledeng Kec. Cidadap Kota Bandung, blog ini merupakan sarana untuk berbagi informasi dan mempererat tali silaturahmi sesama muslim khususnya jamaah masjid Baiturrahim


Orang masuk Surga tanpa Hisab  edisi 48

Orang masuk Surga tanpa Hisab edisi 48

Ustadz Yahya
Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata:
"Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: 'Ini adalah Musa dan kaumnya,' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, 'Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.' Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, 'mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimantarai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal." [HR. Bukhari 8270]
Maksud hadits ini menjelaskan bahwa ada satu kelompok dari ummat ini akan masuk surga tanpa dihisab, bukan berarti bahwa jumlah ahli surga dari ummat ini hanya 70.000 orang. Maka mereka yang 70.000 orang yang diterangkan dalam hadits ini adalah mereka yang memiliki kedudukan yang tinggi dari kalangan ummat ini karena mereka memiliki keistimewaan khusus yang disebutkan oleh hadits ini, yaitu mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah, maksudnyan jika meminta diruqiyah, apabila tidak meminta maka tidak termasuk hadits ini, karena merukiyah merupakan satu sunnah diantara sunnah rosul, tidak meramal nasib, baik dan dengan hari tertentu atau arah rumah,suara burung dan lainnya yang bersipat meramal, tidak minta di-kai, yaitu pengobatan dengan besi yang dipanaskan, serta hanya kepada Allah mereka bertawakkal maksudnya kebergantungan dia hanya kepada Alloh.
Ada lagi hadits yang menjelaskan penyebab mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab di dalam riwayat lain bagi Imam Bukhari rahimahullah, dari Abbas radhiallahu 'anhu, dia berkata bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti
oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri. Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, 'Wahai Jibril, apakah mereka itu umatku? Jibril menjawab, 'Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!' Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, 'Mereka adalah umatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.' Aku berkata, 'Kenapa?' Dia menjawab, 'Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal.'Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.' Nabi pun berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka.'Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.' Nabi Shalalahu 'alaihi wasslam menjawab, 'Kamu telah didahului oleh Ukasyah'." [HR. Bukhari 6059]
Tentang sifat mereka pun dijelaskan di dalam hadits Sahl bin Sa'd radhiallahu 'anhu, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia berkata,
"Pasti ada 70.000 orang dari umatku atau 700.000 orang (salah seorang periwayat hadits ini ragu) akan masuk surga orang pertama di antara mereka, tidak memasukinya sebelum masuk pula orang terakhir dari mereka. Wajah-wajah mereka seperti bulan pada bulan purnama." [HR. Bukhari]
Dan dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, dia berkata: aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda,
"Akan masuk surga sekelompok dari umatku sejumlah 70.000 orang. Wajah-wajah mereka bercahaya seperti cahaya bulan." [HR. Bukhari]
Tentang sifat mereka diterangkan pula di dalam riwayat Muslim dalam shahihnya dari hadits Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhu,
"…, kemudian selamatlah orang-orang mukmin, selamat pulalah kelompok pertama dari mereka yang wajah-wajah mereka seperti bulan pada malam purnama sejumlah 70.000 orang. Mereka tidak dihisab kemudian orang-orang setelah seperti cahaya bintang di langit, kemudian yang seperti mereka."
Bagi kita semua kaum muslimin ada kabar gembira dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam di dalam hadits ini dan hadits-hadits lainnya. Adapun kabar gembira dalam hadits ini karena ada riwayat yang lain dalam Musnad Imam Ahmad, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Umamah dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dia berkata,
"Rabbku 'Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadaku bahwa ada dari ummatku yang akan masuk surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab ataupun adzab beserta setiap ribu orang ada 70.000 orang lagi dan tiga hatsiyah dari hatsiyah-hatsiyah Allah 'Azza wa Jalla."
Kita memohon kepada Allah Subhana wa Ta'ala agar Dia menjadikan kita termasuk golongan mereka. Bila anda hitung 70.000 orang menyertai setiap seribu orang dari yang 70.000 itu, berapakah jumlah seluruhnya bagi orang yang masuk surga tanpa hisab?!?
Adapun berita gembira yang kedua adalah bahwa jumlah ahli surga dari ummat ini dua pertiga (2/3) dari seluruh jumlah ahli surga, maka jumlah ummat Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang masuk surga lebih banyak dibanding jumlah seluruh ummat yang lalu. Berita gembira ini datang dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam dalam sebuah hadits ketika beliau bersabada kepada para sahabatnya pada suatu hari,
"Ridhakah kalian, kalau kalian menjadi seperempat (1/4) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, 'Ridhakah kalian menjadi sepertiga (1/3) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, 'Ridhakah kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga?"Kami menjawab, "Ya."Beliau berkata lagi, "Demi Allah yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, sesungguhnya aku berharap kalian menjadi setengah (1/2) dari penduduk surga karena surga tidak akan dimasuki kecuali oleh jiwa yang muslim dan tidaklah jumlah kalian dibanding ahli syirik kecuali seperti jumlah bulu putih pada kulit sapi hitam atau seperti bulu hitam pada kulit sapi merah." [HR. Bukhari 6047
Kemudian Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam menyempurnakan berita gembiranya kepada kita dalam hadits shahih yang lain. Beliau berkata,
 "…, Ahli surga 120 shaf, 80 shaf di antaranya dari ummatku, dan 40 shaf lagi dari ummat lainnya." [HR. Tirmidzi 3469,lalu Tirmidzi berkata, "Ini hadits hasan."]
Maka kita memuji Allah atas nikmatnya dan kita memohon karunia dan rahmat-Nya, dan semoga Dia menempatkan kita di surga dengan upaya dan anugrah-Nya, dan semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Nabi kita Muhammad. (Rujukan : Syaikh Soleh Al Munajid)
HADIRILAH...KAJIAN-KAJIAN KEISLAMAN DI MASJID BAITURRAHIM LEDENG BANDUNG SETIAP  HARI SABTU MALAM MINGGU BA’DA ISYA SAMPAI JAM 9 MALAM  DENGAN USTAD-USTAD YANG MEMNILIKI ILMU KEISLAMAN YANG KUAT. UNTUK  MALAM MINGGU SEKARANG YANG AKAN MEMBERIKAN KAJIAN UST YAHYA




KONSULTASI KEISLAMAN BERSAMA USTADZ YAHYA BULETIN AN NABA EDISI 48


Sesi konsultasi seputar agama bersama ust. Yahya, bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377


1. Nabi saw menolak ketika ditawari menjadi raja oleh penguasa kafir jahiliyah karena ketika itu nabi disuruh untuk menghentikan dawah Islam dan menjadi raja dalam sisitim jahiliyah..sehingga nabi lebih memilih meneruskan perjuangan Islam dan menegakkan daulah dengan sistim pemerintah di Madinah...intinya nabi menolak untuk masuk bergabung dan bekerja sama dengan sistim selain Islam..tolong penjelasannya Ustadz 085721annaba

Jawab: bismillah walhamdolillah washolatu wasalaamu ala rosulillah, adapun penolakan nabi terhadap tawaran orang kafir untuk menjadi penguasa diantara mereka, maka hal ini sangat jelas karna tujuan dakwah yang utama bukanlah kekuasaan dan jabatan akan tetapi tujuan dakwah yg  utama adalah supaya manusia hanya menyembah rabbul alamin maka ketika penawaran tersebut mengakibatkan  terhambatnya dakwah, maka ini menyalahi perintah Allah,  adalah kewajiban Nabi untuk menolak penawaran tersebut, dan bukan hanya itu saja nabi pernah menolak permintaan sebagian pembesar quraisy yg ingin masuk islam dengan syarat mengusir para sahabat yang status sosialnya rendah, maka Allah pun melarang mengikuti mereka liahat surat al-kahfi : 28.

maka dari itu kita bisa mengambil pelajaran:
  • menolak kerusakan lebih diutamakan dari pada mengambil manfaat, hal ini diambil dari jabatan raja adalah maslahat namun terhentinya dakwah dan tersebarnya kemusyrikan lebih besar kerusakannya dari pada manfaatnya.
  • ketidak bolehan meninggalkan suatu maslahat yang sudah jelas untuk mengambil maslahat yang belum jelas hal ini diambil dari:“Masuk islamnya para sahabat yang lemah sudah jelas maslahatnya, sedangkan menuruti orang kafir tersebut belum jelas maslahatnya. adapun bekerjasama dengan sistim selain islam asalnya terlarang, jika hal tersebut menyebabkan tercampurnya antara hak dan batil dan runtuhnya akidah tauhid , namun apabila bekerjasama dengan orang kafir yg bukan simbol kekafiran mereka dan tidak membahyakan syariat islam maka hal ini dilihat maslahat dan mafsadatnya hal ini dicontohkan rosul menuruti keinginan seorang raja kafir ketika dia tidak mau membaca surat dari beliau sehinnga nabi membubuhkan capnya ! maka nabipun menuruti keinginannya agar suratnya dibaca raja kafir tersebut , karena ini tidak memadhorotkan syariat islam, juga silahkan baca kisah perjanjian hudaibiyyah”. 
wallohu A'lam

2. Ustad mohon penjelasannya tentang orang yang masuk surga tanpa hisab dan azab karena saya pernah baca hadist yang berbunyi mereka itu adalah orang yang tidak pernah minta diruqiyah tidak meminta di kay dan tidak pernah melakukan tathayur serta mereka bertawakal kepada Rabb mereka. Mereka itulah yang akan masuk surga tanpa hisab. Jazakalloh ...penjelasannya 081322annaba

Jawab: Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Barangkali maksud anda adalah hadits tentang 70.000 orang yang akan masuk surga tanpa hisab yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Ahmad serta yang lainnya dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam. Kalau anda memperhatikan hadits ini, akan hilanglah -insya Allah- ketidakjelasan yang tercermin dalam pertanyaan anda. Jawaban selengkapnya  ada di artikel bulletin ini.(ORANG MASUK SURGA TANPA HISAB)

Bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377

Sikap Seorang Mukmin Dalam Menghadapi Musibah

Sikap Seorang Mukmin Dalam Menghadapi Musibah



(Oleh: Ustadz Abdullâh bin Taslîm Al-Buthoni)


Sebagai hamba Allâh Ta'ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullâh yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir.

Allâh Ta'ala berfirman:
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya),
dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan
(Qs al-Anbiyâ’/21:35)

Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:

“(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”.[1]

KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN BERTAKWA KEPADA ALLAH TA'ALA

Allâh Ta'ala dengan ilmu-Nya yang Maha Tinggi dan hikmah-Nya yang Maha Sempurna menurunkan syariat-Nya kepada manusia untuk kebaikan dan kemaslahatan hidup mereka. Oleh karena itu, hanya dengan berpegang teguh kepada agama-Nyalah seseorang bisa merasakan kebahagiaan hidup yang hakiki di dunia dan akhirat.

KONSULTASI KEISLAMAN BERSAMA USTADZ YAHYA BULETIN AN NABA EDISI 47


Sesi konsultasi seputar agama bersama ust. Yahya, bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377


1. Ustadz,  Apakah muhamdiyah, NU, Persis, HTI salah satu yang disebut 73 golongan di terima 1 golongan apa diantara itu, harus pilih yang mana?0812145annaba

Jawab : Yang dimaksud hadist 73 golongan bukanlah organisasi yang anda sebutkan tetapi yang dimaksud hadist itu adalah metode dalam agama yang dikatakan 1 yg selamat adalah sebagaimana hadist,telah terpecah yahudi 71gol dan 1 surga (pengikut nabi musa kala itu) 70 neraka, nasrani terpecah menjadi 72 gol, 71 neraka 1 surga (pengikut nabi Isa), dan akan terpecah umat Islam menjadi 73 gol, 72 neraka 1surga yaitu al-jamaah diartikan dalam hadist siapa-siapa yang mengikuti aku (rasul) dan para sahabatku.jadi yang selamat itu yang mengikuti rasulullah dan para sahabatnya. Intinya apapun nama organisasinya asal mengikuti ajaran rasulullah sebagaimana diamalkan para sahabat dan orang-orang terdahulu yang shaleh, dialah yang selamat sebagaimana (Qs An-nisa 115, Attaubah 100.).

2. Dalam melaksanakan syariat Islam apakah mesti  dengan kekhalifahan terlebih dahulu atau darimana dulu ? 081562623annaba

Jawab: Nabi Saw ketika dimakah di awl perjuangan beliau memulai dengan menanamkan keimanan yang benar selama 13 tahun, padahal pernah nabi ditawari jadi raja tapi nabi menolaknyadan tetap menyampaikan ajaran Islamnya. Berangkat dari sini tidak mesti ada khilafah dulu ketika kita mengamalkan syariat Islam karena kita belum mampu dan kita belum mampu dibebani di luar kemampuan kita, ini bukan berarti menolak khilafah. Karena menegakkan pemerintah Islam  merupakan kewajiban agama,karena kita belum mampu kedasana, yang mampu dulu aja tegakkan daulah di hatimu nanti tegak dinegrimu.

Bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377

Ternyata Lelah itu Sangat Berharga   edisi 47

Ternyata Lelah itu Sangat Berharga edisi 47


Sebenarnya siapa sih yang paling berjasa dalam keluarga? Pernahkah pertanyaan itu terlintas dalam benak Anda ketika penat mendera dan emosi memuncak? Ya, kelelahan memang kadang memicu emosi dan membuat ketajaman berpikir kita memudar. Terutama bila sudah menyangkut ego, tentang siapa yang lebih banyak berkontribusi.
Setiap orang pada dasarnya memang ingin diperhatikan dan dimengerti. Ketika kelelahan mendera dan ada pihak lain yang menuntut perhatian dari kita, di saat itulah ego dan keinginan menjadi satu. Memuncak dan menuntut timbal balik yang kita harapkan.
Namun, tariklah nafas sejenak dan perhatikan kembali, sebenarnya sebesar apa kebutuhan kita terhadap timbal balik dari orang lain tersebut.
Berteman dengan Lelah
Sebuah komentar menarik saya dapatkan dari seorang pedagang sayur yang sangat sederhana ketika seorang ibu bertanya kepadanya, apakah ia tidak lelah menjalani aktivitasnya. Sebab, selain sebagai seorang pedagang sayur yang sudah harus berbelanja di pasar sejak jam sepuluh malam dan mengemas aneka sayur-mayur hingga pagi menjelang lalu melayani pembeli, ia juga masih menggarap sawah miliknya sendiri. Ia berkata, “Orang hidup memang harus cape’ Bu, lha orang yang sudah meninggal saja masih cape’ menghadapi malaikat.”
Saya tersenyum mendengar ucapan si bapak penjual sayur tersebut. Namun, ada kesadaran lain yang menggelitik saat menyadari bahwa ada sesuatu yang bermakna lebih jauh dalam kehidupan yang sesungguhnya. Bahwa, kelelahan memang begitu dekat dengan kita bahkan rasa lelah tak kenal henti menemani dalam pergulatan kehidupan. Namun, alangkah indahnya, bila kelelahan tersebut nantinya mengantarkan kita pada istirahat yang panjang dan menyenangkan di akhirat kelak.
Karena itu, bisakah kita “aminkan” dalam hati bahwa sesungguhnya kita membutuhkan semua kegiatan yang melelahkan itu. Bukan untuk siapa-siapa, bukan untuk orang lain tetapi untuk diri kita sendiri. Bahwa dengan seluruh aktivitas yang melelahkan itu, kita akan mendapatkan tabungan yang akan menjadi tiket istirahat dalam kehidupan yang kekal, juga dalam kebahagiaan yang kekal.

Bahwa, tak perlu menanyakan siapa yang paling keras bekerja untuk keluarga. Bahkan tak perlu menakar jasa siapa yang paling berharga untuk keluarga. Karena, sesungguhnya, kita justru harus bersyukur kita masih memiliki kesempatan dan diberi kesempatan oleh Allah dan orang-orang yang kita cintai untuk mengumpulkan bekal akhirat kita.
Bahkan, kita harus berterima kasih untuk setiap “jasa wajar” yang kita lakukan, orang-orang tercinta disisi kita tersebut justru membalasnya dengan cinta dan perhatian yang melimpah. Yang selama ini, mungkin masih seringkali luput terlihat.
Sungguh, sebenarnya kita tak membutuhkan timbal balik dari orang-orang yang begitu kita cintai karena memang sudah seharusnya begitulah kewajiban kita. Alangkah indahnya jika kita bercermin pada sikap Luth a.s. terhadap kaumnya dengan berkata;
Dan aku sekali-kali tidak meminta upah atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Rabb semesta alam.” (QS. Asy-Syu’araa:180).
Hal senada juga ditegaskan oleh utusan-utusan-Nya yang lain seperti Nuh a.s, Syua’ib a.s. dan tentu Muhammad saw.
Sejatinya begitu pulalah kita. Apa yang kita usahakan di muka bumi ini untuk orang-orang yang kita cintai, sejatinya hanyalah untuk mengharapkan kebaikan dari Allah saja. Berterimakasihlah kepada mereka yang selama ini telah kita manfaatkan kehadirannya untuk mendapatkan kebaikan tersebut.
Sungguh, kehidupan di dunia ini hanyalah sebentar saja. Tataplah wajah-wajah orang yang kita cintai tersebut dan lihatlah betapa banyak kebaikan yang terpancar dari wajah mereka. Jadikanlah kehadiran mereka sebagai semangat yang terbesar dalam kehidupan kita. Keinginan mereka sebagai pemacu kerja-kerja terbaik kita, karena memang merekalah satu dari alasan-alasan terpenting dalam kehidupan kita.
Tumbuhkan semangat dalam keletihan yang mendera bahwa ada kenikmatan tersendiri yang menjadi bayaran. Sesuatu yang tak dapat dihitung dengan kalkulasi manusia. Bahwa, kelelahan itu sesungguhnya akan mendatangkan kebahagiaan, manakala kita melihat orang-orang yang kita cintai berbahagia. Bahwa kita tak akan bisa merasakan kebahagiaan sendiri, tanpa melihat orang-orang di sekitar kita berbahagia dari apa yang kita usahakan dan membuat kita kelelahan tersebut.
Kekuatan itu dari Allah
Walau demikian, kelelahan memang sesuatu yang wajar dalam kehidupan kita. Ada waktunya keletihan menjadi kelemahan yang membuat amal-amal kita menurun dan semangat meredup. Namun demikian, hanya keimananlah yang membedakan bagaimana seseorang menghadapi kelelahannya dan mengatasinya. Karena itu, sejatinya kekuatan itu memang hanya datang dari Allah saja. Yang mampu meneguhkan dan membuat langkah kita senantiasa terayun, meski dalam kondisi yang sangat menyulitkan sekalipun. Karena itu, Rasulullah yang mulia pun mengajarkan kita untuk senantiasa memohon kepada-Nya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas ra,
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keinginan yang berlebihan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari rasa takut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan paksaan orang yang menganiaya.” (HR.Bukhari)
Inilah teladan dari utusan-Nya yang tak pernah berhenti memberikan yang terbaik kepada ummatnya dan beribadah kepada Rabb-Nya disaat terlelah sekalipun.
Cintanya bahkan tak memudar saat sakit yang luar biasa mendera disakaratul mautnya. Alangkah indahnya bila teladan ini pun senantiasa menjadi pengingat kita di saat lelah dan emosi mulai memuncak. Karena Beliau pun mewasiatkan, “Siapa yang saat lemahnya tetap berada dalam sunnahku, maka dia telah beruntung. Sementara siapa yang beralih pada selain itu maka berati dia telah celaka.” (Musnad Imam Ahmad).
Ayo Kita Shalat Berjamaah Di Masjid !!

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda
Shalat berjamah pahalanya lebih besar dibanding sendirian terpaut 25 derajat, baik dipasar ataupun dirumah, yang demikian itu karena seseorang ketika berwudhu dengan sempurna, lalu berangkat ke masjid dengan satu tujuan(shalat). Maka setiap langkahnya dinaikan satu derajat dan diampuni satu dosanya hingga menginjak satu masjid, maka sesudah di dalam masjid, dia di catat melakukan shalat  selama menunggu shalat, dan didoakan oleh malaikat selama berada di majelis shalatnya. Adapun doa malaikat sbb: Ya Allah, ampunilah dia,maafkanlah dan kasihanilah ia sepanjang tidak menyakiti dan sebelum berhadast dimajelis itu”(Bukhari-Muslim)”
Maksud hadist tersebut adalah :
· Pahala shalat berjamaah di masjid lebih tinggi 25 derajat (untuk dhuhur & Ashar) dalam riwayat lain 27 derajat (untuk shalat lainnya).
· Hendaknya berwudhu dirumah, sebelum berangkat kemasjid, karena jika keluar rumah sudah dalam keadaan suci (sudah wudhu). Maka setiap langkah menuju masjid,akan ditingkatkan satu derajat dan diampuni dosa.
· Hendaknya datang ke masjid lebih awal (jangan menunggu iqomat), karena selama menunggu waktu iqamat, diberi pahala seperti mengerjakan shalat.
Didoakan oleh malaikat, agar mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah
.Sumber : Riyadus Shalihin, Imam Nawawi
Begitu dahsyatnya keistimewaan shalat berjamaah, betapa ruginya orang yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
Hidup hanya sekali dan belum tentu lama mari kita galakan shalat berjamaah di masjid sebelum di shalatkan



Karena Do’a, Si Buta Yang Papa Mendapatkan Wanita Yang Sangat Cantik Jelita

Karena Do’a, Si Buta Yang Papa Mendapatkan Wanita Yang Sangat Cantik Jelita


Kisah ajaib ini, terjadi pada seorang buta lagi miskin yang dicampakkan oleh kaum wanita. Lalu dia berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Allah pun mengabulkan do’anya dengan gadis yang paling cantik di antara mereka. Kisah ini disebutkan oleh Syaikh Abdul ‘Aziz al-‘Aql dalam muhadarahnya yang berjudul Qashash wa ‘Ibar. Kisah nyata ini terjadi pada salah seorang kerabat Syaikh sendiri.

Syaikh Abdul Aziz mengatakan, “Diantara kisah yang pernah saya alami adalah seseorang dari famili saya yang hafal al-Qur’an, dan yang shalih. Saya mengenalnya dan kami mencintainya ketika kami masih kanak-kanak. Orang tadi ahli bersilaturahim dan selalu beristiqamah untuk taat kepada Allah. Dan dia adalah orang yang buta. Pada suatu hari, dia berkata kepada saya, “Hai anakku -waktu itu saya berumur 16 atau 17 tahun- kenapa kamu tidak menikah?” Saya jawab, “Hingga Allah memberi saya rizqi.” Dia berkata, “Wahai putraku, bersikap jujurlah kepada Allah, ketuklah pintu Allah, dan berharaplah, pintu kelapangan akan terbuka.” Kemudian dia berkata kepada saya, “Duduklah wahai putraku, aku akan menceritakan kepadamu, apa yang pernah aku alami dulu.”

Dia melanjutkan, “Saya dulu benar-benar miskin, ibu dan bapakku adalah orang miskin, kami semua sangat
Al-Kisa`i Satu Dari Tujuh Ulama Qira`ah Terkenal Dari Negri Kufah

Al-Kisa`i Satu Dari Tujuh Ulama Qira`ah Terkenal Dari Negri Kufah


Nama dan nasab beliau rahimahullah

Beliau adalah Ali bin Hamzah bin Abdullah bin Bahman bin Fairuz Al-Asadi, dia keturunan Persia yang tinggal di Irak, ini sebagaimana yang dikatakan Abu Bakar bin Abi Dawud as-Sijistani, Abu Hassan al-Kisai adalah Imam para qori di negeri Kufah setelah Hamza Al-Zayat.

Perjalannya dalam menuntut ilmu

Beliau belajar qiro’ah (bacaan secara rinci) kepada imam Hamzah sebanyak empat kali, yang mana pembelajaran tersebut merupakan sandaran bagi beliau. Beliau juga belajar kepada Muhammad bin Abi Layla dan Isa bin Umar al-Hamdani. al-Kisai meriwayatkan surat-surat dari Abu Bakar bin ‘Iyasy, Ismail, Yakub yang mana keduanya adalah putra Jafar, beliau juga meriwayatkan dari Nafi, akan tetapi bacaan yang dinisbatkan kepadanya (al-Kisai) dari Nafi’ tidak benar, sebagaimana yang dinyatakan oleh Hudhali. Kemudian beliau pergi ke Bashrah dan belajar bahasa dari al-Khail.

Perjalanannya dalam mendakwahkan ilmu

Semasa hidupnya ia terkenal sebagai seorang yang sangat mengerti tentang Qiraat hingga dijadikan imam. Ia mempunyai banyak murid, ketika mengajar ia duduk di kursi dan membaca Quran dari awal hingga akhir, sedangkan murid-muridnya tekun mendengarkan. Imam al-Kisa-i juga terkenal sebagai orang yang menguasai ilmu tata bahasa arab terutama ilmu nahwu.
Banyak para ulama yang meriwayatkan (belajar) qiro’ah (bacaan)dari Imam al-Kisai, dan mereka yang belajar tersebut terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Yang banyak periwayatannya : Seperti Ibrahim bin Zadzan, Ibrahim bin Aharsisy dan Ahmad bin Jubair, Ahmad bin Abi Suraij dan Hafsh bin Umar ad-Daury, Abdul Rahman bin Wafid dan Abdullah bin Ahmad bin Dzakwan – Rawi bin Amir -, Isa bin Sulaiman, Fadhlu bin Ibrahim, Abu ‘Ubaida al-Qasim bin Salam, al-Laits bin Khalid, Yahya bin Adam, Yahya bin Ziyad al-Khawarizmy dan selain mereka.

2. Yang sedikit periwayatannya: Ishaq bin Israel, Hajib bin al-Walid, Hajjaj bin Yusuf Ibnu Qutaiba, Halaf bin Hisyam al-Zary - Imam -, Zakharia bin Yahya al-Anmathi, Abu Haywah Syuraih bin Yazid, Mohammed bin Yazid Al Rifai, Yahya bin Ziyad al-Faroi, Yakub Aldourgui dan Yakub Hadrami.

Pujian Para Ulama Kepadanya

Imam Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Mu’in juga meriwayatkan dari al-Kisai, dia berkata: "Tidaklah aku melihat dengan dua mata kepalaku, seorang yang paling benar bahasanya dari al-Kisai"

Syafi’i rahimahullah berkata: “Siapa yang ingin mendalami ilmu Nahwu hendaknya ia berguru kepada al-Kisai.”

Al-Fadl bin Syadzan: "Setelah al-Kisai belajar kepada imam Hamza, ia pergi ke Arab Badui dan ia menyaksikan (kehidupan dan tata bahasa mereka -red) dan tinggal bersama mereka sehingga ia menjadi bagian dari mereka, setelah waktu berlalu jadilah ia seorang yang pandai dalam bidang bahasa."

Para ulama berselisih pendapat tentang penamaan al-Kisai, diriwayatkan bahwa dia ditanya tentang hal tersebut, maka dia menjawab; “karena aku berihram dengan satu helai pakaian”

Karya tulisnya

1. كتاب "معاني القرآن" , kitab makna-makna al-Qur an

2. كتاب "القراءات , kitab qira’at

3. كتاباً في النحو, kitab Nahwu

4. كتاب "الهجاء, kitab tentang hija (ejekan), dan masih banyak kitab-kitabnya yang lain.

Wafat beliau

Para ulama berbeda pendapat tentang wafat al-Kisai, namun pendapat yang kuat adalah pada tahun 189 H.

[Sumber: Diterjemahkan dan diposting oleh Sufiyani dengan sedikit penambahan dan pengurangan dari الكسائي الكبير الإمام أحد الائمة السبعة:
www.semanoor.com.sa/beta/quran/.../86.htm.]
Kiat Menghindari Maksiat adisi 46

Kiat Menghindari Maksiat adisi 46


Setiap manusia pernah berbuat dosa dan kesalahan, baik besar ataupun kecil. Rasulullah bersabda, “Setiap anak Adam pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibnu Majah, no, 4251)
Bahkan para Nabi pun tidak luput dari kesalahan, dan mereka bertaubat kepada-Nya. Seperti nabi Adam pernah melanggar perintah Allah dengan mendekati pohon larangan, kemudian beliau bertaubat dan berdoa kepada Allah, artinya, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. al-A’raf: 23)
Pada zaman ini, sarana kemaksiatan semakin banyak, orang semakin sulit menghindari racun yang ditimbulkan oleh kemaksiatan tersebut. Walaupun demikian ada beberapa kiat agar terhindar dari kemaksiatan, yaitu;

KONSULTASI KEISLAMAN BERSAMA USTADZ YAHYA EDISI 46


Sesi konsultasi seputar agama bersama ust. Yahya, bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377


1. Ustadz bagaimana caranya supaya pasangan tidak khufur ni’mat kalo melihat saudara/tetangganya mendapatkan rizki lebih sering iri malahan menyuruh saya harus seperti dia, kedua bagaimana caranya supaya hati bersih jauh dari prasangka? 08252annaba

Jawab:  Bismillah wal hamdulilah sudah menjadi kewajiban suami untuk mendidik istrinya agar berprilaku sesuai ajaran Islam, bila suami tidak mampu ajak ke ta’lim-ta’lim ilmu syar’i atau dibawakan rekaman kajian atau dibelikan buku-buku Islam atau majalah dan jangan lupa beri contoh . Begitupula banyak berdo’a supaya diberi taufiq oleh Alloh dan terus Istiqomah.

2. Ustad saya pernah berobat kesuatu rumah sakit non muslim(khatolik) anehnya diruasngan itu sering memutar ayat suci alqur’an, apa itu siasat mereka dan apakah benar apabila pasiennya drawat dan tidak ditungguin sampai meninggal akan dibaptis mohon penjelasannya..? 08131annaba

Jawab: Mungkin saja itu siasat mereka, karena kita boleh buruk sangka kalau sama orang kafir, memang pernah terjadi hal itu, maka sebaiknya kaum muslimin jika berobat hendaklah ,memilih rumah sakit Islam paling tidak yang umum, karena disamping dilarang menurut aqidah islam kecuali darurat sekali,. Juga bisa terjadi hal-hal yang demikian

Bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377
Menggapai Cinta Ilahi   edisi 45

Menggapai Cinta Ilahi edisi 45


Cinta adalah suatu hal yang kebanyakan manusia akan berlomba-lomba untuk mendapatkannya. Cinta adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa. Mendapatkan cinta kasih dari makhluk adalah menyenangkan, apalagi jika cinta itu datang dari Sang Pencipta. Cinta Allah kepada hamba-Nya merupakan perkara yang luar biasa dan besar, karunia yang melimpah dan tiada bisa diketahui nilainya, kecuali oleh orang yang telah mencapai ma’rifat akan Allah.
Jika seorang hamba mengetahui begitu luar biasanya arti cinta Allah kepada hamba-Nya, pastilah ia akan segera mencari jalan untuk menggapai cinta agung tersebut.
Inilah tiga hal di antara beberapa hal yang dapat ditempuh seorang hamba untuk mendapatkan cinta dari Allah.
Tadabbur Terhadap Al-Quran
Salah satu amalan yang sangat besar nilainya untuk mendapatkan cinta dari Allah adalah membaca Al-Quran sambil merenungkan dan memahami makna serta maksudnya.
Allah berfirman,
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, yang di dalamnya penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya, dan supaya mendapatkan pelajaran bagi orang-orang yang mau menggunakan akalnya.” (Shaad: 19)
Amalan ini mempunyai tujuan yang agung dan sangat penting. Tujuan dari tadabbur Al-Quran adalah agar hati seorang hamba senantiasa disibukkan dengan merenungi arti dari kalimat yang dibaca, dan dengan indra yang dimiliki, ia menjawab setiap ayat yang dibaca. Pada setiap ayat yang sesuai, ia berdoa, memohon ampunan, rahmat, serta memohon perlindungan dari siksa pedih di akhirat kelak.
Tiada suatu amalan yang lebih bermanfaat daripada membaca Al-Quran dengan tadabbur dan tafakkur. Karena yang demikian ini telah mencakup seluruh aktivitas mendekatkan diri kepada Allah. Amalan ini mampu melahirkan cinta, rasa takut dan pengharapan, serta seluruh hal yang mengakibatkan hidupnya hati. Seandainya orang-orang mengetahui manfaat yang terkandung di dalam amalan ini, maka pastilah mereka akan terus-menerus membaca Al-Quran dengan tadabbur dan melupakan aktivitas yang lain.

Membaca satu ayat dengan tadabbur dan memahami maknanya adalah lebih baik, jika dibandingkan dengan mengkhatamkan Al-Quran tanpa memahami maknanya. Yang pertama lebih bermanfaat bagi hati, lebih efektif dalam menggapai keimanan dan mereguk manisnya Al-Quran. Inilah amalan rutin para ulama salaf.
Amalan Fardhu Kemudian Sunnah
Mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah yang fardhu merupakan jalan pula untuk mendapatkan cinta dari Allah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang untuknya. Tidaklah hamba-Ku bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan yang lebih Aku cintai daripada amalan yang Aku fardhukan kepada mereka. Dan hamba-Ku senantiasa bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, hingga Aku mencintai mereka…”(Riwayat Al-Bukhari)
Ibnu Taimiyah berkata bahwa wali Allah yang benar-benar wali adalah mereka yang beriman dan bertaqwa. Sebagaimana firman Allah,
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.” (Yunus: 62-63)
Hadits di atas mengandung kesimpulan bahwa yang menyebabkan didapatinya cinta Allah itu karena melaksanakan dua perkara. Pertama, melaksanakan segala yang telah difardhukan oleh-Nya. Sedangkan kedua, mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengamalkan ajaran-ajaran yang telah disunnahkan oleh Rasul-Nya. Allah juga mengabarkan bahwa melaksanakan amalan fardhu itu adalah lebih Dia cintai.
Hamba yang dicintai Allah itu senantiasa memperbanyak amalan-amalan sunnah, sehingga derajatnya meningkat menjadi kekasih Allah. Jika hamba tersebut telah menjadi kekasih Allah, maka kecintaan Allah kepadanya mengakibatkan lahirnya cinta baru kepadanya yang lebih besar dari cinta yang pertama.
Dzikir
Cara lain untuk menggapai cinta Allah adalah dengan terus-menerus berdzikir kepada-Nya dalam berbagai keadaan.
Ibnu Rajab dalam Ikhtiyarul Ula mengatakan bahwa amalan yang dapat mengantarkan seorang hamba kepada kecintaan Allah, yang sekaligus merupakan tanda-tanda bagi hamba yang mencintai-Nya adalah memperbanyak dzikir dengan hati maupun lisan.
Allah berfirman, “Dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya, supaya kamu beruntung.” (Al-Jumuah: 10)
Di dalam Al-Quran, Allah banyak menyebutkan dzikir sebagai penyerta amal-amal salih, misalnya salat, puasa, salat Jumat, haji, dan jihad.
Dzikir kepada Allah ada beberapa macam, di antaranya adalah mengingat serta memuji Allah dengan menggunakan nama-Nya serta sifat-sifat mulia lainnya yang melekat pada-Nya, membaca tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan tamjid, kemudian juga mengingat Allah dengan menyebutkan hukum, perintah, serta berbagai larangan-Nya.
Tiga amal salih di atas merupakan amal-amal agung yang ampuh untuk meraih cinta dari-Nya. Walaupun tampak ringan, namun tidak mudah untuk dilakukan kecuali bagi orang yang Allah mudahkan. Sebaik-baik amal salih adalah yang kontinyu, walaupun terasa sedikit. Dan hendaknya begitulah tiga amal ini dilaksanakan, agar kita senantiasa mendapatkan cinta dari Allah. (Abu Ukasyah)  Sumber: Di Bawah Naungan Cinta. Abdul Hadi Hasan Wahbi. Pustaka Azzam
Ahli Taat & Ahli Maksiat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya. Yang satu suka berbuat dosa dan yang lainnya rajin beribadah. Setiap kali orang yang ahli ibadah ini melihat temannya berbuat dosa, ia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya.
Suatu kali orang yang ahli ibadah berkata lagi, 'Berhentilah dari berbuat dosa.' Dia menjawab, 'Jangan pedulikan aku, terse-rah Allah akan memperlakukan aku bagaimana. Memangnya engkau diutus Allah untuk mengawasi apa yang aku lakukan.' Laki-laki ahli ibadah itu menimpali, 'Demi Allah, dosamu tidak akan diampuni olehNya atau kamu tidak mungkin dimasukkan ke dalam surga Allah.'
Kemudian Allah mencabut nyawa kedua orang itu dan mengumpulkan keduanya di hadapan Allah Rabbul’Alamin. Allah q berfirman kepada lelaki ahli ibadah, 'Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan tanganKu.' Kemudian kepada ahli maksiat Allah berfirman, 'Masuklah kamu ke dalam surga berkat rahmatKu.' Sementara kepada ahli ibadah dikatakan, 'Masukkan orang ini ke neraka'."
PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK:
1. Anjuran untuk senantiasa ber amar ma’ruf dan nahi munkar.
2. Hendaknya seseorang segera berhenti dari kemungkaran dan berlepas diri darinya saat diingatkan dan dilarang, dan hendaknya tidak meneruskan dosa itu dengan keras kepala dan sombong.
3. Larangan berputus asa dari ampunan Allah Yang Maha Penyayang.
4. Beratnya sangsi mengucapkan sesuatu atas nama Allah, tanpa didasari ilmu.
5. Luasnya rahmat Allah, Rabb seluruh alam.
6. Seseorang yang memastikan orang lain masuk surga atau neraka, berarti ia telah mengakui memiliki sifat ketuhanan.
7. Celaan kepada seseorang yang mengklaim dirinya sendiri sebagai hakim kebenaran.
[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Edisi Indonesia, 61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat, Pustaka Darul Haq, Jakarta]


KONSULTASI KEISLAMAN BERSAMA USTADZ YAHYA EDISI 45


Sesi konsultasi seputar agama bersama ust. Yahya, bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377


1. Pa Ustad saya maunanya, tentang boleh tidaknya rambut yang menutupi kening saat shalat Soalnya saya juga pernah dengar ada ustad lain yang membolehkan mohon penjelasannya..08211annaba

Jawab: Bismillah, ya tidak mengapa tapi sebaiknya tidak demikian karena ada hadist yang menyebutkan bahwa orang tersebut mendapatkan pahala sebatas rambutnya.

2. Ustad zaman sekarang godaan semakin berat maaf ni….khusus wanita mereka berupaya skuat tenaga mempengaruhi muslimah untuk mengubah fitrah mereka, dengan dalih demi kecantikan dan menyenangkan suami biar betah dirumah dengan sengaja mencabut alis matanya digantri dengan alis buatan apa itu dibolehkan? Tak cukup dengan itu wanita menato bagian tubuhnya katanya biar lebih bergairah kalo menjalankan kwajiban dengan suaminya, bagaimana hokum bertato dan mencabut alis terimakasih? 08531annaba

Jawab; Perbuatan tersebut bertentangan dengan ajaran islam sebagaimana hadist shohih dari ibnu mas’ud ra bahwa  Alloh melaknat yangh mencukur alis atau mencabuti dan yang di cukur atau di cabuti juga yang di tato dan yang mentato, dan perbuatan initermasuk juga merubah ciptaan Alloh, dan seharusnya para wanita muslimah tidak meniru wanita-wanita kafir karena selain dosa  adalah bentuk penghinaan terhadap diri sendiri, padahal Alloh telah memuliakan  mereka dengan Agama ini, Wallohu A’lam.

Bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377

Keadaan mayit setelah dikuburkan

Keadaan mayit setelah dikuburkan


 Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya apabila mayit telah dikuburkan, dia mendengar derap alas kaki orang yang mengantarkannya ketika kembali dari tempat pemakaman.

Jika dia seorang mukmin, maka ibadah shalat akan berada di kepalanya, puasa berada di samping kanannya, zakat di sebelah kirinya, sementara seluruh perbuatan baiknya seperti sedekah, silaturrahim, amalan yang ma'ruf dan perlakuan baiknya kepada manusia berada di kedua kakinya.

Lantas ia didatangi dari arah kepalanya, sehingga amalan shalat berkata, 'Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).' Dia juga didatangi dari sebelah kanan sehingga amalan puasanya berkata, 'Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).' Ia kembali didatangi dari arah kiri, sehingga amalan zakatnya berkata, 'Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).' Kemudian ia didatangi dari arah kedua kakinya, sehingga segala perbuatan yang baik, seperti sedekah, silaturrahim amalan yang ma’ruf dan perlakuan kepada manusia berkata, 'Tidak ada tempat dari arahku (untuk mengganggu orang ini).'

Kemudian dikatakan kepadanya, 'Duduklah dengan tenang!' Orang mukmin itu duduk dan ia diibaratkan seperti matahari yang tenggelam. Para malaikat bertanya kepadanya, 'Apa yang telah kamu katakan tentang lelaki yang diutus kepada kalian (yang dimaksud adalah Nabi Muhammad)? apa yang engkau persaksikan atasnya? Orang mukmin itu menjawab, 'Berilah aku kesempatan untuk mengerjakan shalat terlebih dahulu.' Dikatakan kepadanya, 'Engkau boleh mengerjakannya, tetapi jawablah terlebih dahulu pertanyaan yang kami ajukan kepadamu, 'Apa pendapatmu tentang seorang lelaki yang berada di tengah-tengahmu, apa komentarmu? Apa yang engkau persaksikan atasnya?'

Orang mukmin itu menjawab, 'Lelaki itu adalah Muhammad, aku bersaksi bahwa dia itu Rasulullah , dia telah datang kepada kami dengan membawa kebenaran dari sisi Allah.'

Dikatakan kepadanya, 'Ya, kamu benar, kamu telah hidup berdasarkan keyakinan ini, meninggal dunia juga dengan keyakinan ini dan akan dibangkitkan berdasarkan keyakinan ini Insya Allah.'

Lantas dibukakan untuknya salah satu dari beberapa pintu surga, kemudian dikatakan kepadanya, 'Inilah tempat tinggalmu dan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah untukmu.' Maka dia merasa lebih bahagia dan gembira. Selanjutnya dibukakan untuknya salah satu dari beberapa pintu neraka, sambil dikatakan, 'Inilah tempat tinggalmu dengan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah jika kamu berbuat maksiat kepadanya.' Dia semakin merasa gembira dan bahagia (karena tidak termasuk golongan ahli maksiat).

Kemudian kuburannya dilapangkan sepanjang 70 hasta, diberikan lampu penerang dan jasadnya dikembalikan seperti semula, dan ruhnya diletakkan ke dalam burung yang bertengger di atas pohon dalam surga. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah,


يُثَبِّتُ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي اْلأَخِرَةِ

'Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan al qauluts tsabit (ucapan yang teguh) dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.' (Ibrahim: 27).

Namun apabila orang tersebut kafir, maka ia akan didatangi di kuburnya dari arah kepalanya dan ia tidak menemukan suatu kebaikan apapun (yang bisa melindunginya). Kemudian didatangi dari sebelah kanannya, dan ia tidak menemukan kebaikan apapun (yang bisa melindunginya). Lalu didatangi dari bagian kedua kakinya, ia juga tidak menemukan kebaikan apapun.

Lantas dikatakan kepadanya, 'Duduklah,' kemudian ia duduk dengan perasaan takut dan gelisah. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Apa yang dulu kamu katakan tentang laki-laki yang berada di tengah-tengah kalian?'

Ia tidak diberi petunjuk tentang nama lelaki itu (bahwa lelaki tersebut adalah Muhammad shallallohu 'alaihi wasallam). Orang kafir itu menjawab, 'Aku tidak tahu, memang aku dulu mendengar orang-orang telah mengatakan sesuatu, sehingga aku ikut-ikutan mengatakan apa yang mereka katakan.'

Lalu dikatakan kepadanya, 'Berdasarkan ketidaktahuan (keraguan) inilah kamu telah menjalani hidup, dan berdasarkan (keraguan) inilah kamu mati, serta berdasarkan (keraguan) inilah kamu akan dibangkitkan (dari kubur) Insya Allah.'

Kemudian dibukakan untuknya salah satu pintu dari pintu-pintu neraka, dan dikatakan kepadanya, 'Inilah tempat tinggalmu di neraka dengan segala isinya yang telah dipersiapkan Allah untukmu.' Dan ia merasa lebih rugi dan menyesal. Kemudian dibukakan untuknya salah satu pintu dari pintu-pintu surga, dan dikatakan kepadanya, Inilah tempat tinggalmu di surga jika kamu taat kepada Allah.' Maka ia menjadi semakin rugi dan menyesal (karena tidak termasuk ahli taat).

Kemudian disempitkan kuburannya hingga tulang-tulang rusuknya saling bertindih dan menjadi ringsek. Itulah kehidupan sempit sebagaimana yang dimaksud dalam firman Allah,


وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

'Dan barangsiapa berpaling dari peringatanku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.' (Thaha: 124)." [ HR. Ibnu Hibban, 777; Mawarid al-Hakim, 1/379.]

[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Syaikh Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Edisi Indonesia: 61 KISAH PENGANTAR TIDUR, Pent. Darul Haq Jakarta.
Kisah Sabar Yang Paling Mengagumkan

Kisah Sabar Yang Paling Mengagumkan


Prof. Dr. Khalid al-Jubair penasehat spesialis bedah jantung dan urat nadi di rumah sakit al-Malik Khalid di Riyadh mengisahkan sebuah kisah pada sebuah seminar dengan tajuk Asbab Mansiah (Sebab-Sebab Yang Terlupakan). Mari sejenak kita merenung bersama, karena dalam kisah tersebut ada nasihat dan pelajaran yang sangat berharga bagi kita.

Sang dokter berkata:

Pada suatu hari -hari Selasa- aku melakukan operasi pada seorang anak berusia 2,5 tahun. Pada hari Rabu, anak tersebut berada di ruang ICU dalam keadaan segar dan sehat.

Pada hari Kamis pukul 11:15 -aku tidak melupakan waktu ini karena pentingnya kejadian tersebut- tiba-tiba salah seorang perawat mengabariku bahwa jantung dan pernafasan anak tersebut berhenti bekerja. Maka akupun pergi dengan cepat kepada anak tersebut, kemudian aku lakukan proses kejut jantung yang berlangsung selama 45 menit. Selama itu jantungnya tidak berfungsi, namun setelah itu Allah Subhanaahu wa Ta`ala menentukan agar jantungnya kembali berfungsi. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta`ala .

Kemudian aku pergi untuk mengabarkan keadaannya kepada keluarganya, sebagaimana anda ketahui betapa sulit mengabarkan keadaan kepada keluarganya jika ternyata keadaannya buruk. Ini adalah hal tersulit yang harus dihadapi oleh seorang dokter. Akan tetapi ini adalah sebuah keharusan. Akupun bertanya tentang ayah si anak, tapi aku tidak mendapatinya. Aku hanya mendapati ibunya, lalu aku katakan kepadanya: "Penyebab berhentinya jantung putramu dari fungsinya adalah akibat pendarahan yang ada pada pangkal tenggorokan dan kami tidak mengetahui penyebabnya. Aku kira otaknya telah mati."

Coba tebak, kira-kira apa jawaban ibu tersebut?Apakah dia berteriak? Apakah dia histeris? Apakah dia berkata: "Engkaulah penyebabnya!"Dia tidak berbicara apapun dari semua itu bahkan dia berkata:"Alhamdulillah." Kemudian dia meninggalkanku dan pergi.

Sepuluh hari berlalu, mulailah sang anak bergerak-gerak. Kamipun memuji Allah Subhanaahu wa Ta`ala serta menyampaikan kabar gembira sebuah kebaikan yaitu bahwa keadaan otaknya telah berfungsi.

Pada hari ke-12, jantungnya kembali berhenti bekerja disebabkan oleh pendarahan tersebut. Kami pun melakukan proses kejut jantung selama 45 menit, dan jantungnya tidak bergerak. Maka akupun mengatakan kepada ibunya:"Kali ini menurutku tidak ada harapan lagi." Maka dia berkata:"Alhamdulillah, ya Allah jika dalam kesembuhannya ada kebaikan, maka sembuhkanlah dia wahai Rabbi."

Maka dengan memuji Allah, jantungnya kembali berfungsi, akan tetapi setelah itu jantung kembali berhenti sampai 6 kali hingga dengan ketentuan Allah Subhanaahu wa Ta`ala spesialis THT berhasil menghentikan pendarahan tersebut, dan jantungnya kembali berfungsi.

Berlalulah sekarang 3,5 bulan, dan anak tersebut dalam keadaan koma, tidak bergerak. Kemudian setiap kali dia mulai bergerak dia terkena semacam pembengkakan bernanah aneh yang besar di kepalanya, yang aku belum pernah melihat semisalnya. Maka kami katakan kepada sang ibu bahwa putra anda akan meninggal. Jika dia bisa selamat dari kegagalan jantung yang berulang-ulang, maka dia tidak akan bisa selamat dengan adanya semacam pembengkakan di kepalanya. Maka sang ibu berkata:"Alhamdilillah." Kemudian meninggalkanku dan pergi. Setelah itu, kami melakukan usaha untuk merubah keadaan segera dengan melakukan operasi otak dan urat syaraf serta berusaha untuk menyembuhkan sang anak. Tiga minggu kemudian, dengan karunia Allah Subhanaahu wa Ta`ala , dia tersembuhkan dari pembengkakan tersebut, akan tetapi dia belum bergerak.

Dua minggu kemudian, darahnya terkena racun aneh yang menjadikan suhunya 41,2oC. maka kukatakan kepada sang ibu:"Sesungguhnya otak putra ibu berada dalam bahaya besar, saya kira tidak ada harapan sembuh." Maka dia berkata dengan penuh kesabaran dan keyakinan:"Alhamdulillah, ya Allah, jika pada kesembuhannya terdapat kebaikan, maka sembuhkanlah dia."

Setelah aku kabarkan kepada ibu anak tersebut tentang keadaan putranya yang terbaring di atas ranjang nomor 5, aku pergi ke pasien lain yang terbaring di ranjang nomor 6 untuk menganalisanya. Tiba-tiba ibu pasien nomor 6 tersebut menagis histeris seraya berkata:"Wahai dokter, kemari, wahai dokter suhu badannya 37,6o, dia akan mati, dia akan mati." Maka kukatakan kepadanya dengan penuh heran:"Lihatlah ibu anak yang terbaring di ranjang no 5, suhu badannya 41o lebih sementara dia bersabar dan memuji Allah." Maka berkatalah ibu pasien no. 6 tentang ibu tersebut:"Wanita itu tidak waras dan tidak sadar."

Maka aku mengingat sebuah hadits Rasulullah Sholallohu `alaihi wa sallam yang indah lagi agung:(طُوْبَى لِلْغُرَبَاِء)"Beruntunglah orang-orang yang asing." Sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, akan tetapi keduanya menggoncangkan ummat. Selama 23 tahun bekerja di rumah sakit aku belum pernah melihat dalam hidupku orang sabar seperti ibu ini kecuali dua orang saja.

Selang beberapa waktu setelah itu ia mengalami gagal ginjal, maka kami katakan kepada sang ibu:"Tidak ada harapan kali ini, dia tidak akan selamat." Maka dia menjawab dengan sabar dan bertawakkal kepada Allah:"Alhamdulillah." Seraya meninggalkanku seperti biasa dan pergi.

Sekarang kami memasuki minggu terakhir dari bulan keempat, dan anak tersebut telah tersembuhkan dari keracunan. Kemudian saat memasuki pada bulan kelima, dia terserang penyakit aneh yang aku belum pernah melihatnya selama hidupku, radang ganas pada selaput pembungkus jantung di sekitar dada yang mencakup tulang-tulang dada dan seluruh daerah di sekitarnya. Dimana keadaan ini memaksaku untuk membuka dadanya dan terpaksa menjadikan jantungnya dalam keadaan terbuka. Sekiranya kami mengganti alat bantu, anda akan melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda..

Saat kondisi anak tersebut sampai pada tingkatan ini aku berkata kepada sang ibu: "Sudah, yang ini tidak mungkin disembuhkan lagi, aku tidak berharap. Keadaannya semakin gawat." Diapun berkata:"Alhamdulillah." Sebagaimana kebiasaannya, tanpa berkata apapun selainnya.

Kemudian berlalulah 6,5 bulan, anak tersebut keluar dari ruang operasi dalam keadaan tidak berbicara, melihat, mendengar, bergerak dan tertawa. Sementara dadanya dalam keadaan terbuka yang memungkinkan bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda, dan ibunyalah yang membantu mengganti alat-alat bantu di jantung putranya dengan penuh sabar dan berharap pahala.

Apakah anda tahu apa yang terjadi setelah itu?

Sebelum kukabarkan kepada anda, apakah yang anda kira dari keselamatan anak tersebut yang telah melalui segala macam ujian berat, hal gawat, rasa sakit dan beberapa penyakit yang aneh dan kompleks? Menurut anda kira-kira apa yang akan dilakukan oleh sang ibu yang sabar terhadap sang putra di hadapannya yang berada di ambang kubur itu? Kondisi yang dia tidak punya kuasa apa-apa kecuali hanya berdo'a, dan merendahkan diri kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala ?

Tahukah anda apa yang terjadi terhadap anak yang mungkin bagi anda untuk melihat jantungnya berdenyut di hadapan anda 2,5 bulan kemudian?
Anak tersebut telah sembuh sempurna dengan rahmat Allah Subhanaahu wa Ta`ala sebagai balasan bagi sang ibu yang shalihah tersebut. Sekarang anak tersebut telah berlari dan dapat menyalip ibunya dengan kedua kakinya, seakan-akan tidak ada sesuatupun yang pernah menimpanya. Dia telah kembali seperti sedia kala, dalam keadaan sembuh dan sehat.

Kisah ini tidaklah berhenti sampai di sini, apa yang membuatku menangis bukanlah ini, yang membuatku menangis adalah apa yang terjadi kemudian:
Satu setengah tahun setelah anak tersebut keluar dari rumah sakit, salah seorang kawan di bagian operasi mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki berserta istri bersama dua orang anak ingin melihat anda. Maka kukatakan kepadanya:"Siapakah mereka?" Dia menjawab,"Tidak mengenal mereka."

Akupun pergi untuk melihat mereka, ternyata mereka adalah ayah dan ibu dari anak yang dulu kami operasi. Umurnya sekarang 5 tahun seperti bunga dalam keadaan sehat, seakan-akan tidak pernah terkena apapun, dan juga bersama mereka seorang bayi berumur 4 bulan.

Aku menyambut mereka, dan bertanya kepada sang ayah dengan canda tentang bayi baru yang digendong oleh ibunya, apakah dia anak yang ke-13 atau 14? Diapun melihat kepadaku dengan senyuman aneh, kemudian dia berkata:"Ini adalah anak yang kedua, sedang anak pertama adalah anak yang dulu anda operasi, dia adalah anak pertama yang datang kepada kami setelah 17 tahun mandul. Setelah kami diberi rizki dengannya, dia tertimpa penyakit seperti yang telah anda ketahui sendiri."

Aku tidak mampu menguasai jiwaku, kedua mataku penuh dengan air mata. Tanpa sadar aku menyeret laki-laki tersebut dengan tangannya kemudian aku masukkan ke dalam ruanganku dan bertanya tentang istrinya. Kukatakan kepadanya:"Siapakah istrimu yang mampu bersabar dengan penuh kesabaran atas putranya yang baru datang setelah 17 tahun mandul? Haruslah hatinya bukan hati yang gersang, bahkan hati yang subur dengan keimanan terhadap Allah Subhanaahu wa Ta`ala."

Tahukah anda apa yang dia katakan?

Diamlah bersamaku wahai saudara-saudariku, terutama kepada anda wahai saudari-saudari yang mulia, cukuplah anda bisa berbangga pada zaman ini ada seorang wanita muslimah yang seperti dia.

Sang suami berkata:"Aku menikahi wanita tersebut 19 tahun yang lalu, sejak masa itu dia tidak pernah meninggalkan shalat malam kecuali dengan udzur syar'i. Aku tidak pernah menyaksikannya berghibah (menggunjing), namimah (adu domba), tidak juga dusta. Jika aku keluar dari rumah atau aku pulang ke rumah, dia membukakan pintu untukku, mendo'akanku, menyambutku, serta melakukan tugas-tugasnya dengan segenap kecintaan, tanggung jawab, akhlak dan kasih sayang."

Sang suami menyempurnakan ceritanya dengan berkata:

"Wahai dokter, dengan segenap akhlak dan kasih sayang yang dia berikan kepadaku, aku tidak mampu untuk membuka satu mataku terhadapnya karena malu." Maka kukatakan kepadanya: "Wanita seperti dia berhak mendapatkan perlakuan darimu seperti itu." Kisah selesai.

Kukatakan:

Saudara-saudariku, kadang anda terheran-heran dengan kisah tersebut, yaitu terheran-heran terhadap kesabaran wanita tersebut, akan tetapi ketahuilah bahwa beriman kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala dengan segenap keimanan dan tawakkal kepada-Nya dengan sepenuhnya, serta beramal shalih adalah perkara yang mengokohkan seorang muslim saat dalam kesusahan, dan ujian. Kesabaran yang demikian adalah sebuah taufik dan rahmat dari Allah Subhanaahu wa Ta`ala .

Allah Subhanaahu wa Ta`ala berfirman:


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦)أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (١٥٧)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ` bersabda:


مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَحُزْنٍ وَلاَ أَذىً وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلاَّ كَفَّرَ اللهُ بِهَا خَطاَيَاهُ

"Tidaklah menimpa seorang muslim dari keletihan, sakit, kecemasan, kesedihan tidak juga gangguan dan kesusahan, hingga duri yang menusuknya, kecuali dengannya Allah Subhanaahu wa Ta`ala akan menghapus kesalahan-kesalahannya." (HR. al-Bukhari (5/2137))

Maka, wahai saudara-saudariku, mintalah pertolongan kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala , minta dan berdo'alah hanya kepada Allah Subhanaahu wa Ta`ala terhadap berbagai kebutuhan anda sekalian.

Bersandarlah kepada-Nya dalam keadaan senang dan susah. Sesungguhnya Dia Subhanaahu wa Ta`ala adalah sebaik-baik pelindung dan penolong.

Mudah-mudahan Allah Subhanaahu wa Ta`ala membalas anda sekalian dengan kebaikan, serta janganlah melupakan kami dari do'a-do'a kalian.


رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (١٢٦)

"Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (QS. Al-A'raf: 126) (AR)*

(Sumber: Majalah Qiblati edisi 1 th. III. Diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
Back To Top