Blog resmi MASJID BAITURRAHIIM Rt 04 Rw 04 Kel. Ledeng Kec. Cidadap Kota Bandung, blog ini merupakan sarana untuk berbagi informasi dan mempererat tali silaturahmi sesama muslim khususnya jamaah masjid Baiturrahim


Ternyata Kriteria Jadwal Shalat Shubuh Dibuat Pertama Kali oleh Kolonial Inggris!!!  edisi 44

Ternyata Kriteria Jadwal Shalat Shubuh Dibuat Pertama Kali oleh Kolonial Inggris!!! edisi 44


As-Syaikh Dr.Muhammad bin Musa Alu Nasr hafidzhahullah pada Senin 11 Oktober 2009 dalam acara Liqa Maftuh di Daurah Syar’iyyah ke-10 di Trawas Mojokerto pernah berkata terkait jadwal subuh yang terlalu cepat, ”30 menit itu terlalu banyak, kalau dikatakan selisihnya adalah 20 menit maka itu mungkin (beliau sepertinya tidak tahu Indonesia menggunakan sudut (-20°) sedangkan di Yordania (-18°), jadi berselisih 10 menit-red). Sebenarnya dahulu aku beranggapan problem ini hanya ada di negeri kami, Syam. Akan tetapi kemanapun aku pergi kujumpai problem ini. Suatu hal yang disayangkan…Aku tidak tahu siapa aktor di balik konspirasi terhadap umat Islam ini untuk merusak shalat mereka.”
  Pertanyaan dan misteri di balik ini sedikit terkuak dan terungkap pada Kajian Koreksi Waktu Shubuh yang digelar di Masjid Al-Sofwa pada tanggal 26 Februari 2012 M/05 Rabi`uts Tsani 1433 H dengan pembicara al-Ustadz Agus Hasan Bashari, Lc. MAg yang telah melakukan observasi fajar shadiq di beberapa daerah di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bima, Lombok dan Bali, Papua dan daerah-daerah lainnya. Acara yang dihadiri sekitar 400-an orang ini juga menampilkan foto-foto hasil lima kali observasi fajar shadiq di Papua.
Memanglah sejak zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kaum muslimin senantiasa menentukan waktu-waktu sholat dengan cara melihat pergerakan matahari dan pergerakan benda-benda langit. Namun sejak pemerintah kolonial Inggris di Mesir menugaskan Lehman dan Melthe (1908-1909) untuk menetapkan penanggalan termasuk waktu-waktu shalat, kaum muslimin cenderung mengandalkan perhitungan tersebut dan mulai meninggalkan cara-cara tradisional yang mengandalkan pada fenomena alam.
  Dr. Ismail Khalifah, pakar ilmu ukur Fakultas Teknik Universitas Al-Azhar Mesir dan Ketua Badan Otoritas Pengukuran Umum Mesir dalam tulisannya Muqaddimah Falakiyah halaman 8 menjelaskan,”Sesungguhnya Badan Otoritas Pengukuran Umum Mesir mengadakan perhitungan tentang jadwal shalat shubuh (fajar shadiq) ketika matahari dalam posisi (-19°) di bawah ufuk. Ini berdasarkan rekomendasi dua pakar asing, yaitu Lehman dan Melthe yang diperintahkan untuk mengadakan kajian di Aswan tentang syafaq pada musim hujan tahun 1908, keduanya menerbitkan hasil riset dan merekomendasikannya pada tahun 1909.”

Ketika itu penetapan ini diakui oleh masyarakat Mesir menyelisihi waktu-waktu shalat yang dipakai pada masa Muhammad Ali Basya dan Negara Turki Utsmaniyah yang mengandalkan bayangan matahari dan analoginya serta berdasarkan terbitnya fajar shadiq. Terlebih lagi penetapan ini juga berseberangan dengan ilmu astronomi yang mematok sudut (-18°) di bawah ufuk sebagai awal munculnya hamburan cahaya di atas langit. Jadi penetapan Lehman dan Melthe benar-benar lebih dini dan jauh lebih malam dari kriteria ilmu astronomi itu sendiri. Hasil riset dua insinyur Inggris inilah yang akhirnya ditiru dan diterapkan oleh hampir semua negara muslim tanpa dilakukan observasi dan uji keilmiahan sebelumnya.
  Pada tahun 1975 dengan alasan kehati-hatian, Saadoedin Djambek yang oleh sebagian orang disebut sebagai mujaddid al-hisab Indonesia menambah kriteria Mesir yang memang sudah menyalahi ilmu astronomi itu menjadi (-20°) di bawah ufuk sehingga menjadi semakin dini dan lebih malam lagi.
Sudah tepatkah penetapan sudut -20°, -19° ,-18° di bawah ufuk itu? Nyatanya di Inggris sendiri, yang berpatokan pada (-18°) di bawah ufuk untuk fajar astronomi, organisasi Islam di University of Anglia Norwich berdasarkan observasi yang melibatkan pakar astronomi menerapkan (-15°) untuk awal waktu shubuh! Demikian juga ISNA (Masyarakat Islam Amerika Utara) menetapakan (-15°) serta penelitian di Dahna’ (150 km dari Riyadh) Lembaga Penelitian Falak dan Geofisika Al-Malik Abdul Aziz di Madinah KSA pada tahun 2005 menemukan bukti bahwa waktu shubuh (fajar shadiq) muncul pada sudut (-14,6°) !!!
Hasil observasi kaum muslimin di atas ternyata sejalan dengan temuan Tim Qiblati dan banyak tim privateer lainnya yang telah melakukan observasi di berbagai wilayah di Indonesia yang menunjukkan bahwa fajar shadiq terlihat jelas pada posisi (-15°) sampai (-14°) di bawah ufuk.
“Alhamdulillah, kami telah menulis surat resmi kepada Kementerian Agama dan MUI serta telah bertemu dengan Menteri Agama, Dirjen Kemennag dan Ketua-ketua dan pengurus harian MUI terkait permasalahan waktu shubuh dan mereka semua sangat apresiatif dan mendukung upaya-upaya observasi ilmiah untuk kemashlahatan umat,” kata al-Ustadz Agus Hasan Bashari, Lc. Mag. “Insya Allah, geliat perbaikan dan observasi berjalan terus dan semakin meningkat. Khususnya terkait dengan Mukernas Rukyatul Hilal Indonesia di Yogyakarta dan Musyawarah Kerja Badan Hisab dan Rukyat Kemennag mendatang,” tambah ustadz yang juga dijadwalkan sebagai salah satu pembicara pada acara tersebut. (sd).
Barangkali kalian akan menjumpai kaum-kaum yang melakukan shalat di luar waktunya; jika kalian menjumpai mereka maka shalatlah di rumah-rumah kalian pada waktu yang kalian kenal, kemudian shalatlah bersama mereka dan jadikanlah itu sebagai sunnah.” (HR.Ahmad 1/379).
www.alsofwah.or.id



KONSULTASI KEISLAMAN BERSAMA USTADZ YAHYA BULETIN AN NABA EDISI 43


Sesi konsultasi seputar agama bersama ust. Yahya, bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377


1. Pa ustadz saya ketinggalan  shalat berjamaah, imam udah tahiat akhir sayapun  ikut tahiat akhir apa saya termasuk shalat berjamaah dan apakah pahalanya sama dengan yang berjamaah mhn penjelasannya 022878annaba

Jawab: Bismillah ya Insya Alloh sama mendapat pahala jamaah, tapi tidak seperti yang tidak masbuk karena pahala shaf pertama berbeda dengan shaf yang kedua dan seterusnya. Namun harus di ingat tidak boleh di sengaja melalaikan karena hukum shalat berjamaah wajib bagi laki-laki selama tidak ada udzur syar’i

2. Pa ustad mau nanya amal yang baik ialah shalat pada awal waktu, tapi dalam mazhab hanafi bahwa shalat shubuh lebih baik di akhirkan dekat matahari terbit,”akhiru bish shubhi fainnahuu ajmu lil ajri”akhirkan waktu subuh hingga hampir terbit matahari karena pahalanya lebih besar . Ana jadi bingung  mohon penjelasannya sukran atas jawabannya. 081220annaba

Jawab:  Yang dimaksud, bukan mendekati terbit matahari tetapi dilakukanketika terangnya fajar shodik sebagaimana hadist riwayat imam Ahmad dan ini menurut kebanyakan ulama.Dan yang paling utama menunaikan sholat subuh ketika sudah terbit fajar shodik sebagaimana perbuatan nabi ketika haji wada,fajar shodik baru terbit setelah 16 menit berlalu dari jadwal shalat subuh depag. 

3. Ustad bagaimana cara membedakan antara musibah, ujian dan azab dari Allah? 082523annaba

Jawab: Bismillah wal hamdulillah washolaatu wasalaamu alaa rosulillah wa badu. Alloh berfiman. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, QS Al mulk ayat 2.

Ayat ini berfirman tentang orang orang beriman, karena setiap orang pasti di uji tergantung ketaatannya  makin taatseseorang maka makin hebat ujian itu, sebagai mana ayat dan  hadits  hadits menjelaskan hal tersebut.tujuannya untuk membersihkan dari kesalahan kesalahan juga sebagai pengankat derajat orang tersebut ,jadi untuk membedakan satu musibah apakah itu ujian ataukah ajab Alloh, maka kita tanya diri sendiri kalau kita seorang hamba yang taat maka itu ujian tapi bila sebaliknya maka itu teguran atau ajab tergantung pembangkangan kita kepada Alloh, adapun bagi orang orang kafir setiap musibah di dunia ini adalah permulaan azab sebelum azab yang maha dasyat kelak di akhirat wallohu A'lam

4.  Pa Ustad mau nanya nih 10 tahun ibu saya menikah dengan orang non muslim dari jerman kebetulan beliau meninggalkan 2 orang anak di jerman dan ibu saya tidak mempunyai keturunan waktu meninggalnya di urus dengan keniasaan di kita (dimandikan dikafani,dishalatkan dll)  1. Apa saya dan keluarga berdosa, 2. apa ibu saya dan anak-anaknya mendapatkan haq waris. Brp persen? Trim’s atas jawabannya 081314annaba

Jawab: pernikahan antara non muslim dan muslimah .itu merupakan penikahan yang batil karena seorang muslimah haram selamanya dinikahi non muslim sebagai mana dalam al Qur an dalam banyak ayat cothnya Qs Albaqoroh 221 dan hendaknya segera bertaubat dengan sebenar benarnya karena selama sepuluh tahun terhitung melakukan hubungan tidak menurut islam dan merupakan dosa besar,adapun masalaah warisan dikarenakan beda agama , maka tidak ada warisan antara muslim dan non muslim, begitu sebaliknya , orang mendoakan apalagi menyolatkan orang non muslim juga dilarang keras dalam islam sebagai mana dalam surat ataubah banyak larangan dalam hadits hadits yang sohih, adapun taubatnya dengn menyesal tidak mengulangi lagi dan bertekat kuat, serta perbanyak kebaikan kebaikan sebelum kebaikan itu tidak diterima. (mati )

Bagi kaum muslimin yang memiliki Pertanyaan, kritik dan saran, silahkan kirim  SMS  ke 0822 1867 8377

Kunci-kunci Rizki edisi 43

Kunci-kunci Rizki edisi 43


Sebagian besar manusia, baik yang beriman maupun yang tidak, meyakini bahwa rizki itu di tangan Allah, Dialah yang mengatur, Dialah yang memberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dialah pula yang menahan rizki itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Namun, untuk mendapatkan rizki tersebut memerlukan beberapa sebab, baik yang bisa dijangkau maupun yang di luar batas kemampuan akal. Berikut ini, sebagian kunci-kunci rizki yang dipaparkan oleh Syaikh Dr. Fadhl Ilahi dalam bukunya “Mafaatiihu ar-Rizqi Fii Dhau-i al-Kitab wa as-Sunnah.” Semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan, amien. Dan, inilah ringkasannya. yaitu;
Istighfar dan Taubat
Beliau mengatakan, “Di antara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat kepada Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Menutupi (kesalahan).” Allah menyebutkan tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya, “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh: 10-12)
Imam al-Qurthubi mengatakan, “Dalam ayat ini, juga dalam surat Hud (ayat: 3-ed) adalah dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana meminta diturunkannya rizki dan hujan” (Tafsir al-Qurthubi, 18/302).
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, maknanya, “Jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepada-Nya dan senantiasa menaati-Nya niscaya Ia akan membanyakkan rizki kalian dan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air susu perahan, membanyakkan harta dan anak-anak, menjadikan kebun-kebun dengan bermacam-macam buah-buahan serta mengalirkan sungai di antara kebun-kebun untuk kalian.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/449)
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda,
HAKEKAT TAUBAT  edisi 42

HAKEKAT TAUBAT edisi 42


Saudaraku…
Bertaubat merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya)” (QS. at-Tahriim: 8).
Allah juga berfirman, artinya, “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. an-Nur: 31).
Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Wahai manusia bertaubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari” (HR.Muslim, no.2702).
Makna Taubat
Asal makna taubat adalah “ar-ruju’ min adz-dzanbi” (kembali dari kesalahan dan dosa kepada kebenaran dan ketaatan). Adapun taubat nasuha yaitu taubat yang ikhlas, taubat yang jujur, taubat yang benar, dan taubat yang tidak diiringi lagi dengan keinginan berbuat dosa.
Hukum Taubat
Hukum asal sebuah perintah adalah wajib selama tidak ada dalil yang memalingkannya. Dengan demikian, taubat hukumnya adalah “wajib“. Ibnu Qudamah al-Maqdisi mengatakan, “Para ulama sepakat tentang wajibnya bertaubat, karena dosa-dosa itu membinasakan manusia dan menjauhkan manusia dari Allah. Oleh karena itu, wajib segera bertaubat” (Mukhtashar Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah al-Maqdisy)
Faedah Taubat
Saudaraku, –semoga Allah merahmati kalian– ketahuilah bahwa tidaklah Allah memerintahkan sesuatu melainkan ada faedah di balik perintah tersebut, termasuk perintah agar kita bertaubat kepada-Nya, yaitu:
1.Terhapusnya dosa
Rasulullah bersabda, “Orang yang bertaubat (dari dosanya) seakan-akan ia tidak berdosa.” (HR. Ibnu Majah, no. 4250)
2. Kejelekan diganti dengan kebaikan

Allah berfirman, artinya, “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Qs. al-Furqan: 70)
3. Membawa keberuntungan
Allah berfirman, artinya, “Adapun orang yang bertaubat dan beriman, serta mengerjakan amal yang saleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung” (QS. al-Qashash: 67 )
4. Jalan menuju Surga
Allah berfirman, artinya, “Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun” (QS. Maryam: 60 )
5. Pembersihan Hati
Allah berfirman, artinya, “Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan)” (QS. at-Tahriim: 4)
6. Diberi kenikmatan yang baik
Allah berfirman, artinya, “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan …” (QS. Huud: 3 )
7. Mendapat kecintaan Allah
Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”(Qs. al-Baqarah: 222)
Waktu Taubat
Taubat hendaknya dilakukan sesegera mungkin setelah seseorang melakukan dosa. Imam an-Nawawi mengatakan, “Para ulama telah sepakat bahwa bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat adalah wajib. Wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, baik dosa tersebut adalah dosa kecil maupun dosa besar.” (Syarh Shahih Muslim, Imam an-Nawawi ).
Taubat bisa dilakukan siang ataupun malam, selama matahari masih terbit dari timur dan nyawa belum sampai di kerongkongan.
Allah berfirman, artinya, “Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang’. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran, bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih” (QS. an-Nisa: 18)
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah selalu membuka tangan-Nya di waktu malam untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di siang hari. Dan Allah membuka tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang melakukan kesalahan di malam hari. Begitulah, hingga mata hari terbit dari barat” (HR. Muslim, no.2759).
Beliau juga bersabda, “Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba, selama (ruhnya) belum sampai di kerongkongan” (HR. at-Tirmidzi, no.3537)
Syarat-Syarat Taubat
Saat Anda hendak melaksanakan shalat Anda harus memenuhi beberapa syarat, seperti: suci badan, pakaian dan tempat, telah masuk waktu, menutup aurat dll. Anda juga harus ikhlash karena Allah semata dan sesuai petunjuk Nabi Muhammad. Supaya shalat Anda diterima Allah bukan?!. Demikian pula halnya dengan taubat. Agar taubat seseorang diterima Allah, maka harus memenuhi syarat-syaratnya.
Para ulama mengatakan, syarat taubat yaitu :
1. Ikhlash karena Allah semata.
2. Berhenti dan berlepas diri dari perbuatan dosa dan maksiat yang ia lakukan.
3. Menyesali perbuatan dosanya tersebut.
4. Bertekad tidak akan mengulangi perbuatan dosanya tersebut.
5. Melakukan taubat sesuai waktu diterimanya taubat (sebelum ruh berada di kerongkongan (sakaratul maut) atau sebelum matahari terbit dari barat)
6. Meminta keridhaan atau mengembalikan hak, jika dosa tersebut ada kaitan dengan hak orang lain. Misalnya, mengambil harta orang lain dengan cara yang batil, maka harus dikembalikan kepada orang yang berhak atas harta tersebut. Jika dosa berupa tuduhan jahat, maka harus meminta maaf kepada orang yang ia tuduh tersebut.
Kita mohon taufik kepada Allah agar Dia menghindarkan kita dari berbuat dosa dan memberikan hidayah untuk bertaubat kepada-Nya, kembali kepada jalan-Nya yang lurus tatkala kita terjatuh ke dalam lembah dosa. Amin...
Akhirnya, kita tutup bahasan ini dengan firman Allah, yang artinya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran: 133 )
Allah juga berfirman, artinya, “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar: 53)
Wallahu ‘alam bish shawab (Redaksi) www.alsofwah.or.id


Enam Pertanyaan Ghazali

Enam Pertanyaan Ghazali

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali mengajukan 6 pertanyaan.
Pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?".
Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman,dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "MATI". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Ali Imran 185)
Pertanyaan kedua "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?".
Murid -muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Pertanyaan yang ke tiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?".
Murid-muridnya ada yang menjawah gunung, bumi,dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "NAFSU" (Al
A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.
Pertanyaan ke empat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".

Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban itu benar, kata Imam Ghozali. Tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini.Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT,sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.
Pertanyaan yang ke lima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".
Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHOLAT. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.
Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?".
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling tajam adalah "LIDAH MANUSIA". Karena melalui lidah, Manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Mari Kita Shalat Berjamaah di Masjid

Ayo kita makmurkan Masjid……….
DENGAN SHALAT BERJAMAAH DI MASJID


Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda :
Shalat berjamah pahalanya lebih besar dibanding sendirian terpaut 25 derajat, baik dipasar ataupun dirumah, yang demikian itu karena seseorang ketika berwUdhu dengan sempurna, lalu berangkat ke masjid dengan satu tujuan(shalat). Maka setiap langkahnya dinaikan satu derajat dan diampuni satu dosanya hingga menginjak satu masjid,  maka sesudah di dalam masjid, dia di catat melakukan shalat  selama menunggu shalat, dan didoakan oleh malaikat selama berada di majelis shalatnya.

Adapun doa malaikat sbb: Ya Allah, ampunilah dia, maafkanlah dan kasihanilah ia sepanjang tidak menyakiti dan sebelum berhadast dimajelis itu”(Bukhari-Muslim)”
Maksud hadist tersebut adalah :

  · Pahala shalat berjamaah di masjid lebih tinggi 25 derajat (untuk dhuhur & Ashar) dalam riwayat lain 27 derajat (untuk shalat lainnya).
 · Hendaknya berwudhu dirumah, sebelum berangkat kemasjid, karena jika keluar rumah sudah dalam keadaan suci (sudah wudhu). Maka setiap langkah menuju masjid,akan ditingkatkan satu derajat dan diampuni dosa.
 · Hendaknya datang ke masjid lebih awal (jangan menunggu iqomat), karena selama menunggu waktu iqamat, diberi pahala seperti mengerjakan shalat.
  - Didoakan oleh malaikat, agar mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah.

Begitu dahsyatnya keistimewaan shalat berjamaah, betapa ruginya orang yang meninggalkan shalat berjamaah di masjid.
Hidup hanya sekali dan belum tentu lama
mari kita  shalat berjamaah di masjid    sebelum dishalatkan






TIDAK ADA YANG MENJAMIN BESOK LUSA KITA MASIH HIDUP


Jadwal Khotib

Jadwal Khotib

JADWAL KHOTIB/IMAM JUM’AT
MASJID BAITURRAHIM (AR-RAHMAN) LEDENG
TAHUN 2012/1433 H

MINGGU
KE
TANGGAL/
BULAN
KHOTIB/
IMAM
KET
1
06  Januari 2012
Ust.  Ropendi

2
13  Januari 2012
Ust.  Didin Syamsudin, M.M.Pd.

3
20  Januari 2012
Ust.  Moh. Halimi, M.Pd.

4
27  Januari 2012
Ust.  Oon Sudrajat





1
03 Februari 2012
Ust. Khaerudin

2
10 Februari 2012
Ust. Yahya

3
17 Februari 2012
Ust. Miftah

4
24 Februari 2012
Ust. Purno, M.Pd.





1
02 Maret     2012
Ust. Yuda Sukmawan, M.Pd.

2
09 Maret     2012
Ust. Mumu Komaro, M.Pd.

3
16 Maret     2012
Ust. Ma’mun

4
23 Maret     2012
Ust. Wahidin Rahmat

5
30 Maret     2012
Ust. Selamat Nur Anom





1
06  April     2012
Ust. Zeno

2
13  April     2012
DR. H. Aam Abdusalam, M.Pd.

3
20  April     2012
DR. Edi Suresman, M.Ag.

4
27  April     2012
Ust. Mardais Alhilali





1
0 4 Mei       2012
Ust Jamaludin

2
11  Mei       2012
Ust. Tatang Permana, M.Pd.

3
28  Mei       2012
Ust. Roni Abdul Fatah, M.Ag.

4
25  Mei       2012
Ust. Usep Soleh





1
01  Juni      2012
Ust. Moh. Halimi, M.Pd.

2
08  Juni      2012
Ust. Hamdani

3
15  Juni      2012
Ust. Miftah

4
22  Juni      2012
Ust. Khaerudin

5
29  Juni      2012
Ust. Asep Khadar


MINGGU KE
TANGGAL/
BULAN
KHOTIB/
IMAM
KET
1
06 Juli      2012
Ust. Wawan Purnama, M.Si.

2
13 Juli      2012
Ust. Mumu Komaro, M.T

3
20 Juli      2012
Ust. Toto Suryana. M.Pd.

4
27 Juli      2012
DR. Edi Suresman, M.Ag.





1
03 Agustus  2012
Ust. Udin Supriadi, M.Pd.

2
10 Agustus  2012
Ust. Ibnu Sopian

3
17 Agustus  2012
Ust. Wahidin Rahmat

4
24 Agustus  2012
Ust. Didin Syamsudin, M.M.Pd.

5
31 Agustus  2012
Ust. Ropendi





1
07 September 2012
Ust. Yuda Sukmawan, M.Pd.

2
14 September 2012
Ust. Oon Sudrajat

3
21 September 2012
DR. H. Aam Abdusalam, M.Pd.

4
28 September 2012
Ust. Purno, M.Pd.





1
05  Oktober  2012
Ust. Ma’mun

2
12  Oktober  2012
Ust. Yahya

3
19  Oktober  2012
Ust. Herman

4
26  Oktober  2012
Ust. Selamat Nur Anom





1
02  November 2012
Ust. Udin Supriadi, M.Pd.

2
09  November 2012
Ust. Tatang Permana, M.Pd.

3
16  November 2012
Ust. Wawan Purnama. M. Si.

4
23  November 2012
Ust. Toto Suryana, M.Pd.

5
30  November 2012
Ust. Zeno





1
07  Desember 2012
Ust. Cucu Hidayat

2
14  Desember 2012
Ust. Fuad Muhksin

3
21  Desember 2012
Ust. Usep Soepudin

4
28  Desember 2012
Ust. Asep Khadar



Back To Top