Blog resmi MASJID BAITURRAHIIM Rt 04 Rw 04 Kel. Ledeng Kec. Cidadap Kota Bandung, blog ini merupakan sarana untuk berbagi informasi dan mempererat tali silaturahmi sesama muslim khususnya jamaah masjid Baiturrahim


CERITAKANLAH NIKMAT TUHANMU


 Buletin An-naba edisi 69


Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israil yang belang, botak dan buta. Allah bermaksud untuk menguji mereka, maka Allah mengutus malaikat kepada mereka. Malaikat itu datang kepada si Belang dan bertanya, 'Apakah sesuatu yang paling engkau inginkan?' Si Belang menjawab, 'Saya menginginkan paras yang tampan dan kulit yang bagus serta hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku.'
Maka Malaikat itu lantas mengusap si Belang dan seketika hilanglah penyakit yang menjijikkannya itu serta ia di beri paras yang tampan dan kulit yang bagus. Malaikat itu bertanya lagi, 'Harta apakah yang paling kau senangi?' Si Belang menjawab, 'Unta,' (atau ia mengatakan, 'Sapi.' Perawi ragu-ragu antara unta dan sapi, sebab orang yang belang dan botak, satunya minta unta, yang lainnya minta sapi). Kemudian ia diberi unta yang sedang bunting sepuluh bulan, dan malaikat tadi berkata, 'Semoga Allah memberi berkah dan rahmat atas apa yang kau terima.'
     Kemudian Malaikat itu datang kepada Si Botak dan bertanya, 'Apakah sesuatu yang paling kau inginkan?' Si Botak menjawab, 'Rambut yang rapi dan hilangnya penyakit yang menjadikan orang-orang jijik kepadaku ini.' Malaikat lantas mengusap Si Botak dan seketika hilanglah penyakitnya serta tumbuh rambut yang rapi sebagai gantinya. Malaikat itu bertanya lagi, 'Harta apakah yang paling kau senangi?' Si Botak menjawab, 'Sapi.' Kemudian ia diberi sapi yang sedang bunting, dan malaikat tadi berkata, 'Semoga Allah memberi berkah dan rahmat atas apa yang kau terima.'
     Kemudian Malaikat itu datang kepada Si Buta dan bertanya, 'Apakah sesuatu yang paling kau inginkan?' Si Buta menjawab, 'Allah mengembalikan penglihatanku sehingga aku dapat melihat orang-orang.' Malaikat lantas mengusap si Buta dan Allah mengembalikan penglihatannya kepada si Buta. Malaikat itu bertanya lagi, 'Harta apakah yang paling kau senangi?.' Si Buta menjawab, 'Kambing.' Kemudian ia diberi kambing yang sedang bunting.
Lama kelamaan unta, sapi dan kambing berkembang biak dan unta tersebut memenuhi satu lapangan, begitu pula sapi dan kambing, masing-masing memenuhi satu lapangan.
Pada suatu waktu malaikat datang kepada si Belang dan menyamar sebagai orang yang berpenyakit belang seperti keadaannya semula sambil berkata, 'Saya adalah seorang miskin dan telah kehabisan bekal di tengah perjalanan ini dan sampai hari ini tidak ada harapanku kecuali kepada Allah azza wajalla kemudian kepadamu. Saya benar-benar meminta pertolongan kepadamu dengan menyebut Dzat yang telah memberi engkau paras yang tampan dan kulit yang halus serta harta kekayaan. Saya meminta kepadamu seekor unta untuk bekal melanjutkan perjalanan saya.' Si Belang berkata, 'Hak-hak yang harus saya berikan masih banyak (saya tidak bisa membekali apa-apa).'
Malaikat itu berkata, 'Kalau tidak salah saya pernah kenal denganmu, bukankah kamu dulu orang yang mempunyai sakit belang dan orang-orang jijik kepadamu, dan bukanlah kamu dulu orang yang miskin lalu Allah memberi rahmat kepadamu?'
Si Belang berkata, 'Sesungguhnya saya mempunyai harta kekayaan ini dari nenek moyang.' Malaikat berkata, 'Jika kamu berdusta maka semoga Allah mengembalikanmu seperti keadaanmu semula.'
Kemudian malaikat itu datang kepada si Botak dengan menyerupai orang yang berpenyakit Botak seperti keadaan si Botak waktu itu, dan berkata seperti apa yang dikatakannya kepada si Belang. Si Botak juga menjawab seperti si Belang; kemudian malaikat itu berkata, 'Jika kamu berdusta, semoga Allah menjadikan kamu seperti keadaanmu semula.'
     Malaikat melanjutkan perjalanannya ke tempat si Buta dengan menyerupai orang yang buta seperti keadaan si Buta waktu itu, dan berkata, 'Saya adalah seorang miskin, saya telah kehabisan bekal di tengah-tengah perjalanan ini dan tidak ada lagi harapanku kecuali kepada Allah kemudian kepadamu. Saya benar-benar minta pertolongan kepadamu dengan menyebut Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu, yaitu saya meminta satu ekor kambing untuk bekal di dalam melanjutkan perjalanan saya.'
Si Buta menjawab, 'Saya dulu adalah orang buta kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Dan dulu miskin, kemudian Allah memberi kekayaan seperti ini. Maka ambillah apa yang kau inginkan. Demi Allah sekarang saya tidak akan memberatkan sesuatu kepadamu yang kau ambil karena Allah.'
Malaikat itu berkata, 'Peliharalah harta kekayaanmu, sebenarnya kamu hanyalah diuji dan Allah benar-benar ridha terhadap kamu dan Allah telah memurkai kedua kawanmu'." [1]
Pelajaran Yang Dapat Dipetik:
1. Anjuran untuk berlemah lembut dan memuliakan orang-orang lemah dan miskin, mencukupi kebutuhan mereka, tidak melukai hati mereka dan tidak menghinanya
2. Ujian Allah terhadap hamba-hambaNya, untuk mengetahui di antara para hambaNya yang bersyukur dan kufur nikmat, yang shalih dan bukan shalih.
3. Kewajiban mensyukuri dan menceritakan nikmat dan larangan kufur serta ingkar nikmat.
4. Kemampuan para malaikat dalam merubah bentuk seperti menyamar sebagai manusia dan lainnya
5. Dibolehkan menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau dengan maksud untuk mengambil pelajaran dari kisah tersebut bukan untuk ghibah, dan kemungkinan inilah hikmahnya mengapa tidak disebutkan nama-nama para pelaku dalam kisah tersebut.
6. Diperbolehkan seseorang mengucapkan, "Harapanku hanya kepada Allah kemudian kepadamu." Perkataan seperti ini tidak termasuk syirik (karena memakai Tsumma yang berarti kemudian, bukan Wa yang mengandung arti dan).
7. Banyaknya harta yang diberikan Allah pada seorang hamba tidak menunjukkan bahwa Allah lebih mencintai hamba tersebut, sebab dengan harta itu Allah bermaksud menguji para pemilik harta.
7. Keutamaan bersedekah.
8. Bakhil dan pelit adalah perbuatan yang tercela.
[Sumber: Sittuna Qishshah Rawaha an-Nabi wash Shahabah al-Kiram, Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, Edisi Indonesia, 61 KISAH PENGANTAR TIDUR Diriwayatkan Secara Shahih dari Rasulullah dan Para Sahabat, Pustaka Darul Haq, Jakarta]
AMANAH DAN MENGHINDARI YANG HARAM
Oleh : ustad Yahya
Amanah adalah sifat orang yang beriman sedangkan khianat adalah sifat orang munafik. Amanat bisa berupa titipan barang atau uang bisa juga kedudukan atau jabatan atau yang lainnya. Seorang mukmin wajib menjaga amanah yang dilimpahkan kepadanya karena setiap amanat itu akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat kelak. Rasulullah saw bersabda, "Tidak akan bergeser kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang empat hal: tentang fisiknya untuk apa ia gunakan, tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan dan tentang hartanya darimana ia memperolehnya serta untuk apa ia membelanjakannya.”
Dewasa ini, kita sering mendengar tentang penyalahgunaan amanat dalam bentuk korupsi, kolusi dan nepotisme, memakan harta orang lain dengan cara yang bathil. Allah  telah mengancam dan mencela orang-orang Yahudi karena perbuatan-perbuatan seperti tersebut diatas. Allah SWT berfirman, "Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu." (Al Maidah (5): 62)
Terdapat banyak hadits yang memberikan peringatan dari perbuatan yang haram ini dan menerangkan akibat buruk bagi pelakunya, di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan
Ibnu Jarir dari Ibnu Umar ra dari Nabi saw , beliau bersabda: "Setiap daging yang tumbuh dari yang haram maka neraka lebih pantas baginya." Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya Allah itu Baik, dan Dia  tidak mau menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah menyuruh orang-orang mukmin sebagaimana menyuruh kepada para rasul. Allah SWT berfiman: "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal yang shalih." (Al Mu'minuun (23):51)
Dan Dia berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu." (Al Baqarah: 172) Kemudian Nabi SAW menuturkan cerita seorang laki-laki yang datang dari tempat yang jauh, rambutnya kusut dan badannya penuh debu sambil menadahkan tangannya ia mengucapkan: 'Ya Rabbi, Ya Rabbi,' sedang makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makan dengan yang haram, maka bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?" (HR. Muslim ).
Hadits di atas menerangkan bahwa tidak memilih makanan yang baik dan halal menyebabkan do'a seseorang terhalang, tidak sampai kepada Allah  dan cukuplah itu sebagai kerugian. (Na'udzu billahi min dzalik)
Wahai kaum muslimin… hindarkanlah dirimu dan keluargamu dari memakan yang haram, agar kamu dan keluargamu selamat dari api neraka yang dijadikan Allah SWT lebih pantas ditempati bagi setiap daging yang tumbuh dari yang haram. Sesungguhnya makanan yang haram menjadi sebab terhalang dan tidak terkabulnya do'a.
Wahai kaum muslimin… bertakwalah kepada Allah SWT jauhilah murkanya, bersabarlah dengan rizki yang telah Allah berikan kepada-mu meski engkau dalam kekurangan karena sesungguhnya Allah  menjanjikan pahala yang sangat besar yang tidak terhitung bagi orang-orang yang bersabar. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahalanya tanpa batas."  (QS. Az Zumar (39) : 10)
Dan Allah SWT mengaitkan keberuntungan dunia dan akherat dengan kesabaran, sebagaimana firmanNya, "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung". (QS. Ali Imran (3) : 200)



Labels: Abu Hurairah, Amanah, materi

Thanks for reading CERITAKANLAH NIKMAT TUHANMU. Please share...!

0 Comment for "CERITAKANLAH NIKMAT TUHANMU"

Back To Top