buletin an-naba edisi 62
Syirik adalah memberikan sesuatu yang merupakan hak Allah kepada selain Allah, seperti meyakini ada pemberi rizki lain selain Allah atau menyembelih untuk selain Allah. Syirik ini patut diwaspadai dan ditakuti, karena bahayanya besar sekali dan merugikan, dunia dan akhirat. Di antara bahaya syirik adalah:
Dosa yang Tidak Diampuni oleh Allah
Bila pelakunya membawanya mati, yakni semasa hidup dia tidak bertaubat darinya, sebagaimana Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.” (An-Nisa`: 48). Ibnu Katsir berkata, “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia “tidak akan mengampuni dosa syirik,” yakni Dia tidak mengampuni seorang hamba yang kembali kepadaNya sebagai musyrik. “dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik bagi siapa yang dikehendakiNya.” Yakni dosa-dosa kepada hamba-hambaNya yang Dia kehendaki.”
Jelaslah dengan ayat ini bahwa syirik adalah dosa terbesar, karena Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak mengampuninya bagi siapa yang tidak bertaubat darinya, adapun dosa-dosa selainnya, maka ia termasuk ke dalam kehendak Allah, jika Dia berkehendak maka Dia mengampuni pelakunya yang kembali kepadaNya dengannya, jika Dia berkehendak maka Dia mengazabnya.
Hal ini mengharuskan seorang hamba agar sangat takut kepada syirik di mana perkaranya di sisi Allah adalah demikian, karena ia perkara terburuk, kezhaliman paling zhalim, penghinaan terhadap Rabb alam semesta, memberikan hak murniNya kepada selainNya dan menyandingkan selainNya denganNya.
Karena syirik menentang tujuan dari perintah dan penciptaan, menafikannya dari segala aspek, ia merupakan puncak penentangan kepada Rabb alam semesta, kesombongan untuk menaatiNya, tunduk kepadaNya dan mematuhi perintah-perintahNya di mana tidak ada kebaikan bagi alam kecuali dengan itu, kapan alam kosong darinya maka ia akan hancur dan Kiamat pun tiba, sebagaimana sabda Nabi saw, “Kiamat tidak tiba sehingga di bumi tidak diucapkan Allah, allah.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Karena syirik berarti menyerupakan makhluk dengan Khalik Ta’ala dan merebut kekhususan ilahiyahNya berupa kepemilikan manfaat dan mudharat, pemberian dan pencegahan yang mengharuskan digantungkannya doa, rasa takut, harapan, tawakal dan seluruh bentuk ibadah seluruhnya kepada Allah semata.
Syirik adalah penyerupaan makhluk dengan Khalik dan ini adalah penyerupaan terburuk, karena makhluk yang lemah lagi fakir diserupakan dengan yang Mahakuasa lagi Mahakaya. Di antara kekhususan ilahiyah adalah kesempurnaan mutlak dari seluruh aspek, tidak ada kekurangan apa pun, hal ini mengharuskan pemberian seluruh ibadah hanya kepadaNya semata, pengagungan, penghormatan, rasa takut, doa, harapan, kembali, tawakal, taubat, meminta pertolongan, puncak cinta diiringi dengan puncak kerendahan. Semua itu mengharuskan diberikan secara akal dan syara’ serta fitrah hanya kepada Allah semata. Secara akal dan syara’ serta fitrah tidak patut diberikan kepada selain Allah.
Barangsiapa melakukan sesuatu dari hal itu untuk selain Allah maka dia telah menyamakan selain itu dengan dzat yang tidak memiliki sekutu, tandingan dan saingan, dan ini adalah penyerupaan paling buruk dan paling batil. Karena perkara-perkara ini dan lainnya, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak mengampuninya, padahal Dia telah menetapkan rahmat atas dirinya.
Para Nabi Takut Kepadanya
Di antaranya adalah al-Khalil Ibrahim yang berdoa, “Dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala.” (Ibrahim: 35). Siapa yang merasa aman dari ujian dan cobaan sesudah Ibrahim? Bila ada maka dia adalah orang yang benar-benar sombong, bagaimana tidak, sementara dia tidak ada satu dari sepersepuluhnya Ibrahim? Bila para nabi yang dalam hal ini diwakili oleh al-Khalil demikian takut kepada penyembahan kepada berhala, maka selain nabi semestinya jauh lebih takut dan lebih mewaspadai.
Syirik Menjerumuskan ke Dalam Neraka
Dan ini adalah pangkal dari seluruh sebab manusia terjerumus ke dalam neraka, kerugian ini bertambah, kerugian di atas kerugian, saat Anda tahu bahwa musyrik yang masuk neraka akan kekal abadi di sana untuk selama-lamanya. Sebuah puncak kerugian yang tidak bisa ditebus dengan apa pun, kalau pun peluang menebus ada.
Dari Ibnu Mas'ud bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa mati sementara dia mengangkat sekutu bagi Allah niscaya dia masuk neraka.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Syirik Adalah Dosa Nomor Wahid
Ya benar, dosa tertinggi dalam Islam adalah syirik, karena itu dalam hadits Ibnu Mas'ud di al-Bukhari yang sudah hadir sebelumnya, Rasulullah menjelaskan bahwa syirik merupakan kezhaliman paling besar dengan mengacu kepada ucapan hamba shalih Luqman.
Dalam hadits Ibnu Mas'ud di ash-Shahihain bahwa dia bertanya kepada Rasulullah, “Rasulullah, dosa apa yang paling besar?” Nabi menjawab, “Kamu mengangkat sekutu bagi Allah padahal Dia sudah menciptakanmu.”
Syirik Pembatal Seluruh Amal Kebaikan
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, ‘Jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya hapuslah amal perbuatanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar: 65).
Ayat ini menjelaskan bahwa syirik membatalkan amal perbuatan dan bahwa ketetapan ini adalah ketetapan Allah yang berlaku untuk seluruh nabi termasuk umat-umat mereka, termasuk Nabi Muhammad dan umatnya. Perhatikan konteks ayat yang ditujukan kepada Nabi saw, ‘Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu.’ dan kepada para nabi lainnya, ‘Dan kepada nabi-nabi sebelummu.’ Padahal mereka adalah para nabi, lalu bagaimana dengan yang bukan nabi?
Fathul Majid, Syaikh Abdurrahman bin Hasan alu asy-Syaikh.
Hanzhalah bin Abi Amir radhiyallahu `anhu, seorang syahid yang dimandikan Malaikat
Malam telah menyelimuti kota Madinah, bintang-bintang yang bertaburan membawa kedamaian dan ketenangan serta mimpi indah, yang jelas malam itu sebenarnya malam biasa, tapi tidak sama sekali bagi Hanzhalah bin Abi Amir radhiyallahu 'anhu. Hari itu hari dimana mimpinya terwujud, hari yang lama datangnya hari yang lama ditunggunya hari itu Hanzhalah radhiyallahu 'anhu naik ke pelaminan.
Hanzhalah menikah pada suatu malam yang besok paginya terjadi perang di Uhud.
Hanzhalah minta izin kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk bermalam bersama isterinya. Sementara dia sendiri tidak tahu dengan pasti apakah malam itu malam pertemuan atau justru malam perpisahan. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam memberinya ijin untuk menginap malam itu bersama pasangan pengantinnya. Manis macam apakah yang ada pada malam itu ? Rahasia apa yang dipendam hari itu dari Hanzhalah radhiyallahu 'anhu?
Bersamaan dengan menyembulnya fajar pertama terdengar gemuruh perang, terdengar seorang menyeru dan mengumumkan jihad. Beberapa saat dia timbang-timbang antara kenikmatan dunia dan kenikmatan Akhirat. Akhirnya dia memilih akhirat demi kenikmatannya. Untuk kemudian menyongsong panggilan jihad dan meninggalkan dunia dengan segala isinya.
Waktu itu Hanzhalah radhiyallahu 'anhu masih Junub, belum sempat mandi besar, melesat memenuhi seruan kebenaran, serta melayang tidak menginjak bumi,
Sepasang pengantin malam itu melesat dengan membawa senjatanya untuk bergabung dengan Nabi Shallallohu 'alaihi wasallam yang sedang menyiapkan barisan Muslimin, meyiapkan hati untuk melakukan transaksi di jalan Allah Hanzhalah masuk pasar surga ………… Perang sangat
dahsyat berkemilau dengan serunya pada awalnya kemenagan diraih tapi tatkala pasukan pemanah meninggalkan posisi mereka, keadaan berbalik menjadi kacau dan orang-orang musyrik maju.
Akan tetapi beberapa tentara tetap teguh bertahan bersama Rasulullah Shallallohu 'alaihi wasallam, termasuk di dalamnya Hanzhalah Dia terus menunjukkan dan membuktikan kecintaannya terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala Dia maju menghadap Abu Sofyan bin Harb dengan cepat dia menebas kaki kuda Abu Sofyan dari belakang sehingga Abu Sofyan terjatuh dia menjatuhkannya dari atas kudanya seakan-akan dia menjatuhkan kebathilan yang telah mencuri kebenaran dan kebathilan yang mengacau akidahnya. Pada saat itu datanglah Syaddad bin Al Aswad membantu Abu Sofyan melawan Hanzhalah ra, untuk kemudian salah satu dari kedua orang itu bisa membunuh hati yang bersih dengan lemparan lembing yang tembus Abu Sofyan berteriak “ Hanzhalah dengan Hanzhalah yang maksudnya dia telah membalaskan dendam anaknya yang terbunuh dalam perang Badar Hanzhalah ra meninggalkan kita, tetapi bau wangi misik darinya tetap semerbak menyirami jiwa-jiwa generasi sesudahnya agar jiwa yang sedang tertidur menjadi bangkit dengan harapan suatu ketika akan menunggangi kuda-kuda Syahid. Tanah menjadi suci dengan kemanten kita tadi lalu perang usai mereka yang telah melakukan transaksi telah menjajakan semua barangnya mereka membawa hati mereka dalam genggaman untuk diterima atau ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala sesuai dengan kehendak-Nya. Mereka yakin bahwa kesungguhan/kejujuran pada waktu itu adalah kekayaan yang paling berharga Dan siapa yang sungguh- sungguh jujur dengan Allah niscaya tidak akan sia-sia. Para Sahabat radhiyallahu 'anhu yang masih tersisa mulai mencari saudara-saudara mereka yang masih menanti janji dari langit memilah-milah siapa yang lebih dahulu ke langit. Tangan mereka yang berusaha menyentuh jasad Hanzhalah ra yang berlumur darah mereka kagum adanya rintik rintik air mengalir dari dahinya seperti butiran-butiran mutiara dan berjatuhan dari sela-sela rambutnya. Ini tentu menjadi misteri Apa maksudnya sampai kemudian para sahabat mendengar suara Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda :“Sungguh Aku melihat Malaikat memandikan Hanzhalah bin Amir ra antara langit dan bumi dengan air awan dalam bejana terbaut dari perak.” Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang yang beriman dengan mendapatkan harga surga. Selamat wahai anda Hanzhalah anda telah mendapat surga. Orang-orang Aus, Suku Hanzhalah sangat bangga dengannya karena dari suku mereka ada yang dimandikan Malaikat
Sesungguhnya Hanzhalah radhiyallahu 'anhu akan tetap menjadi kebanggaan dan terpatri dalam dada kaum muslimin bukan hanya untuk Aus saja! Semoga Allah ridha terhadap Hanzhalah bin Abi Amir radhiyallahu 'anhu
Sumber: Majalah Qiblati edisi 1 th I dengan sedikit editing
0 Comment for "SYIRIK Dosa yang Tidak Diampuni oleh Allah"