Buletin An-naba edisi 67
Segala puji bagi Allah Yang Maha Luas, Maha Agung, Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Dialah Dzat Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui, yang menciptakan segala sesuatu dan menetapkan takdirnya, menurunkan syariat dan memudahkannya, yang memulai dan mengakhiri penciptaan makhluk ciptaan-Nya
Hari-hari Ramadhan telah berlalu dan malam-malamnya telah pergi Ramadhan telah usai, Ramadhan telah meninggalkan kita, namun rindukanlah ia dan semoga kita bisa berjumpa dengannya di tahun depan.
Wahai Ramadhan, tiada rasa sedih berpisah denganmu kecuali orang-orang yang senantiasa selalu berbuat kebaikan bersamamu, karena Allah SWT telah anugrahkan kepadamu kelebihan dan keberkahan dari bulan-bulan selainmu. Oleh karenamu tidaklah mereka yang sholeh dan tidak pula mereka yang beriman bahkan orang-orang yang selalu lalai merupakan Rabb-Nya. Ketika engkau hadir merekapun datang dengan segera menyambutmu.
Namun Ramadhan telah berlalu dan tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Ramadhan. Bagaimana tidak demikian, pintu-pintu surga ditutup kembali dan pintu-pintu neraka dibuka kembali dan belenggu-belenggu setan telah dilepas.
Salafus Shalih dari umat ini menjalani kehidupan antara takut dan harap. Mereka adalah orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah. Maka ketika Ramadhan telah berlalu mereka merasakan kesedihan mereka takut apakah Allah SWT menerima semua amal itu darinya ataukah menolaknya. Lalu bagaimana dengan kita?
Demi Allah, sesungguhnya keadaan kita sangatlah jauh berbeda, sangat aneh dan sangat mengherankan. Sungguh shalat kita tidak seperti shalat mereka, puasa kita tidak seperti puasa mereka, sedekah kita tidak seperti sedekah mereka dan dzikir kita tidaklah seperti dzikir mereka, mereka sungguh-sungguh dalam beramal, sempurna dalam beribadah. Dan ketika Ramadhan telah berlalu merekapun menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya, namun mereka tetap takut jika semua amal ibadahnya tidak diterima di sisi Allah SWT.
Wahai saudaraku kaum muslimin, jika kita teringat akan kekurangan-kekurangan dalam shalat kita, dalam shaum kita dan dalam semua ibadah kita, maka sudah menjadi suatu keharusan bagi seorang hamba yang dhaib (lemah) menjadikan rasa Khauf (takut) dan raja’(harap) menjadi suatu alat kontrolnya dalam beribadah.
Setiap sesuatu yang Allah ciptakan tidak lain adalah hanya untuk kebaikan manusia. Dan sesungguhnya Ramadhan adalah salah satu cara agar seorang hamba menjadi hamba yang lebih baik dan sesungguhnya bagi tiap sesuatu ada tandanya.
Para ulama menyebutkan bahwa diantara tanda-tanda diterimanya amal kebaikan adalah jika hambanya meneruskan dengan amal kebaikan yang lainnya. Maka bagaimana keadaan kita setelah Ramadhan. Apakah kita merasa menjadi lebih baik setelah Ramadhan daripada sebelumnya?
Berlalunya Ramadhan maka manusia pun menjadi beberapa golongan karenanya.
Pertama: Golongan orang yang tetap berada diatas kebaikan dan taat, maka tatkala bulan Ramadhan tiba, mereka menyingsingkan lengan baju mereka dan melipat gandakan kesungguhan mereka dalam ibadah dan menjadikan Ramadhan sebagai Ghanimah Rabbaniyah (harta rampasan perang yang Allah karuniakan) memperbanyak kebaikan, menyongsong rahmat, menyusul semua kebaikan yang terlewati dan selalu berharaf untuk mendapat anugrah.
Kedua: Golongan kedua adalah orang-orang yang dimana sebelum Ramadhan datang mereka ada dalam kelalaian, lupa dan bermain-maian, Maka tatkala Ramdahan datang mereka tekun beribadah, berpuasa, shalat, membaca al-Qura’an, bersedekah, air mata mereka berlinang dan hati mereka khusu akan tetapi ketika Ramadhan telah berlalu maka berlalu pula lah semua yang mereka amalkan, mereka kembali kepada keadaan semula berada dalam kelupaan dan dosa-dosa mereka.
Ketiga: Golongan ketiga adalah mereka yang ketika datang atau berlalunya Ramadhan bagi mereka tak ada yang berubah, keadaan mereka sama saja sebagaimana keadaan mereka sebelumnya. Tak ada sesuatu pun yang berubah dari mereka, tak ada perkara yang berganti bahkan mungkin dosa mereka makin bertambah dan menjadi-jadi. Kesalahan mereka makin banyak, catatan amal mereka makin hitam legam, mereka itu benar-benar orang yang merugi. Mereka hidup layaknya binatang yang tak mengenal hakikat untuk apa mereka diciptakan (hidup), Terlebih lagi mengenal kebesaran dan agungnya Ramadhan yang Allah SWT anugrahkan baginya.
Maka diantara golongan manakah kita berada ?
Akhirnya marilah selalu kita tundukan hati kita kepada kebesaran Allah SWT, menengadah, mengharap akan karunia dan rahmat-Nya, untuk kita keluarga kita dan kaum Muslimin seluruhnya.
Mudah-mudahan Allah mengampuni segala dosa kita, menerima seluruh amal ibadah shaum kita, meridhai kita dan memasukan kita kedalam surga-Nya.
Kepada setiap Ayah
Oleh Ustad Yahya
Sesungguhnya Allah SWT telah mengamanahkan kepadamu putra putrimu. Dia telah mempercayakan kepadamu pendidikan dan pengasuhan mereka. Engkau adalah kunci penentu kebahagiaan atau kesengsaraan mereka. Allah SWT telah menitipkannya kepadamu dalam keadaan fitrah, sebagaimana sabda rasulullah saw ," Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci ), maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan mereka yahudi atau nasrani atau majusi." (HR. Bukhari ). Dalam rangka melaksanakan kewajiban nasihat terhadap sesama muslim kami haturkan kepada Anda beberapa butir nasihat berikut : didiklah anak-anak Anda untuk melaksanakan sholat yang lima waktu ketika usia mereka menginjak 7 tahun, sebab sholat adalah tiang agama. ajarkanlah kepada mereka hukum-hukum Islam dan adab-adabnya.
khusus untuk anak-anak putri, biasakanlah kepada mereka berbusana muslimah yaitu busana yang menutupi seluruh tubuh mereka. Ini adalah pakaian yang merupakan ciri khas seorang muslimah dan perintah Allah SWT kepada setiap muslimah.." sebagaimana firman Allah SWT ," Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mumin : "Hendaklah mereka mengulurkann jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu." (Qs. 33: 59). Adapun syarat-syarat busana muslimah tersebut ialah : a. bukan berfungsi sebagai perhiasan, b. kainnya harus tebal (tidak tipis), c. harus longgar (tidak ketat) sehingga tidak dapat menggambarkan sesuatu dari tubuhnya, d. tidak diberi wewangian atau parfum, e. tidak menyerupai pakaian laki-laki, f. tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir, g. bukan pakaian untuk mencari popularitas (pakaian kebesaran)
Wahai para ayah…perhatikanlah teman-teman bergaul mereka dan jangan sampai mereka bersahabat kecuali dengan teman-teman yang sholih. Khusus untuk anak-anak putri janganlah mereka sampai berteman keculi dengan teman-teman putri yang sholihah. Nabi saw bersabda
" Seseorang itu akan mengikuti agama (dien) kawan dekatnya, oleh karena itu hendaklah setiap orang memperhatikan siapa kawan dekatmya" (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Hadits Hasan). sungguh tidak sedikit kita lihat di tengah-tengah kita anak-anak dari keluarga yang baik-baik namun akhirnya menjadi rusak karena salah pergaulan. Waspadailah wahai para ayah , jangan sampai putri-putrimu pacaran karena pacaran itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Ia adalah budaya barat yang telah merasuk di tengah –tengah umat Islam . Nabi saw bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan sekali-kali berduaan (kholwat) dengan wanita tanpa disertai mahramnya karena sesungguhnya setan adalah pihak ketiganya." (HR. Ahmad). Beliau juga bersabda, "Jangan sampai seseorang diantara kalian berduaan dengan wanita kecuali dengan mahramnya." (HR. .Bukhari dan Muslim). Sesungguhnya Islam sangat memuliakan wanita. Islam me
dan makhluk lemah yang wajib dilindungi. Islam tidak menghalalkan wanita pergi berduaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya karena setan akan menjadi pihak ketiganya. Dan jika setan menyertai keduanya pasti akan menggelincirkan keduanya dalam kemaksiatan (zina). Betapa banyak perzinahan terjadi karena pacaran.
Wahai para ayah…jika engkau mencintai putri-putrimu maka hendaklah engkau memikirkan keselamatan mereka , tidak hanya keselamatan di dunia saja tapi justru yang lebih penting itu adalah keselamatan di akhirat. Selamatkanlah putri-putrimu dari bahaya api neraka. Ingatlah firman Allah SWT ," Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.". (QS. 66:6).
Juga Rasulullah saw bersabda, " Ada dua golongan di antara penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya ; (salah satunya adalah ) wanita-wanita yang berpakaian namun seperti telanjang,mereka tidak akan masuk surga dan juga tidak akan mencium baunya, padahal baunya surga itu dapat dicium dari perjalanan sekian dan sekian." (HR. Muslim ).
Wahai para ayah …jagalah putri-putrimu yang ia adalah amanat dari Allah SWT kepadamu, didiklah mereka dengan adab-adab Islam, tanamkanlah pada mereka rasa malu dan 'iffah (menjaga kesucian ) karena rasa malu itu adalah perhiasan termahal bagi wanita, hindarkanlah mereka dari gaul bebas yang merusak , jauhkanlah mereka dari media massa yang menebarkan pornografi dan kerendahan akhlak…niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat akan selalu menyertaimu.
Labels:
materi
Thanks for reading Jiwa-jiwa yang Menang. Please share...!
0 Comment for "Jiwa-jiwa yang Menang"