oleh Ustadz Yahya
Faktor-faktor penyebab sakitnya hati
Penyebab timbulnya penyakit di
hati adalah dikarenakan banyaknya fitnah yang selalu dibidikkan pada hati.
Fitnah-fitnah tersebut dapat berupa: fitnah syahwat, dimana reaksinya amat
keras sampai dapat merancukan niat dan iradat (kehendak) seseorang.
Dan yang lain adalah fitnah syubhat (keragu-raguan) yang menyebabkan
kacaunya persepsi dan i’tiqad (keyakinan). Racun Hati Setiap
kemaksiatan adalah racun dan yang merupakan penyakit dan perusak kesucian hati.
Dan racun-racun hati yang paling banyak ditemukan dan reaksinya cukup keras
bagi kelangsungan hidup hati ada empat macam yaitu:
1. Berlebihan dalam berbicara
Banyak berbicara adalah salah
satu faktor yang menyebabkan hati menjadi keras, sebagaimana sabda rasulullah
saw : ”Janganlah memperbanyak kata
(bicara) selain dzikrullah, karena banyak bicara selain dzikrullah menjadikan
hati keras. Dan orang yang terjauh dari Allah adalah yang berhati keras.” [HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar]
Kemudian juga dengan banyak
berbicara terkadang membuat seseorang mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan
dan tanpa dipertimbangkan sebelumnya, sehingga melahirkan kerugian dan
penyesalan. Umar bin Kahttab ra pernah berkata: “Barang siapa yang banyak bicaranya, maka banyak kesalahannya, sehingga
nerakalah sebaik-baik tempat bagi mereka.” Hal ini ditegas juga dalam
sebuah hadits , bahwa rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa
dipikirkan yang menyebabkan ia tergelincir kedalam neraka lebih jauh antara
timur dan barat.” [muttafaq
‘alaihi, dari Abu Hurairah]
2. Berlebihan dalam memandang
sesuatu
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah
memerintahkan kepada setiap mukmin dan mukminah untuk menundukkan pandangannya
yang demikian itu lebih suci bagi hati-hati mereka. Dan juga mereka akan
merasakan manisnya iman, sebagaimana sabda rasulullah saw : “Barangsiapa yang menahan pandangannya
karena Allah, maka dia akan diberikan oleh Allah rasa manisnya iman yang ia
rasakan dalam hatinya, sampai dimana ia manghadap kepada-Nya.” [HR. Ahmad]
Sekarang bagaimana jika perintah
itu dilanggar, maka jelas akan menyebabkan fitnah bagi hati pelakunya. yaitu,
rusaknya kesucian hati itu sendiri oleh angan-angan dan keindahan
semu yang dibisikkan setan, lupa terhadap hal yang menjadi kemaslahatan. Lalu
ia berbuat melampaui batas sehingga hilanglah akal sehatnya dan menyebabkan ia
menjadi pengabdi hawa nafsu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: ”Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya
telah kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya dan
adalah keadaannya itu melampaui batas.” [QS. Al-Kahfi:28]
3. Berlebihan dalam makan
Sedikit makan dapat melunakkan
hati, menajamkan otak, merendahkan nafsu birahi dan melemahkan nafsu amarah.
Sedangkan bila banyak makan, bahkan sampai kekenyangan akan berakibat
sebaliknya.
Dari Miqdam bin Ma’di Karib dia
berkata, bahwa ia mendengar rasulullah saw bersabda: “Anak adam tidak memenuhi wadah yang lebih buruk, daripada ia memenuhi
perutnya. Cukuplah baginya beberapa suap saja untuk menguatkan tulang rusuknya.
Jika memang tidak memungkinkan, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minum, dan sepertiga untuk nafasnya.” [HR.
Ahmad dan Tirmidzi]
Alangkah banyak kemaksiatan yang
tersulut akibat makan yang berlebihan dan menghalangi ketaatan manusia
kepada Sang Khalik. Karenanya siapa yang mampu menjaga perutnya dari sifat
serakah, maka ia benar-benar membuktikan bahwa dirinya mampu menjaga diri dari
keburukan yang lebih fatal lagi.
Ibrahim bin Adham berkata: ”Barangsiapa mampu mengendalikan perutnya,
maka ia mampu pula mengendalikan agamanya, dan barang siapa yang mampu
menguasai rasa lapar (tidak makan berlebihan) maka ia dapat menguasai
akhlak-akhlak yang baik, sebab maksiat kepada Allah itu jauh dari orang-orang
yang lapar (yang mampu syahwat perutnya).”
4. Berlebihan dalam bergaul
Betapa tragis suatu pergaulan
yang dapat merampas kenikmatan yang telah ada, karenanya timbul benih-benih
permusuhan dan kebencian yang terpendam sehingga menyesakkan rongga-rongga
dada. Namun rasa itu sulit dihindari terutama oleh hati yang sudah terluka.
Demikian juga berlebih-lebihan dalam pergaulan dapat mendatangkan kerugian di
dunia dan akhirat. Seyogyanya bagi seorang hamba dapat mengambil hikmah dari
setiap pergaulan. usahakanlah untuk bersikap bijak dan dapat menempatkan diri
dalam menghadapi berbagai karakter teman sepergaulan. Dimana karakter-karakter
tersebut ada empat golongan:
- Terhadap orang yang jika kita membutuhkan bergaul dengannya, laksana kebutuhan kita terhadap makanan, kita tidak dapat lepas darinya dalam sehari semalam. Mereka itu adalah Para Ulama yang memiliki cakrawala pengetahuan yang luas tentang ilmu Agama, mengetaui tipu daya setan dan segala macam bentuk penyakit hati.
- Terhadap orang yang jika kita bergaul dengannya seperti kebutuhan kita akan obat, Kita mengharapkannya dikala kita sedang sakit saja, tetapi bila badan kembali sehat maka mereka tidak kita butuhkan lagi. mereka ini adalah dari orang yang kehadirannya kita nantikan berkaitan dengan masalah kemaslahatan hidup dan kehidupan, seperti untuk saling bekerjasama atau sebagai mitra kerja dalam berniaga, bertani, bermusyawarah dan masalah-masalah lain dalam hal muamalah.
- Terhadap orang yang jika kita bergaul dengannya, tidak ubahnya seperti penyakit. Golongan ini terbagi menjadi beberapa jenis dan tingkatan, bergantung pada intesitasnya terhadap jiwa kita. Diantara mereka adalah yang bersifat individualis dan egoistis. Jika bergaul dengannya hendaklah kita waspada dan berlaku bijak dalam menghadapinya. Hal ini bukan berarti kita harus menghindar dan tidak mau bergaul dengannya, tetapi jagalah jangan sampai diri kita terbawa oleh pengaruh kepribadiannya, karena akan merugikan kita dalam hal agama dan dunia. oleh karena itu sebaiknya orang-orang yang masuk dalam tipe ini hendaklah dujauhi jika ingin selamat agama dan dunia kita.
- Terhadap orang yang bila kita bergaul dengannya akan membawa kefatalan, sebab ia laksana ular berbisa. Andaikan kita sampai terkena patuknya, kemudian kita berhasil menemukan penawarnya maka selamatlah kita, tetapi jika tidak, inilah bencana bagi kita. Golongan ini banyak berkeliaran di sekitar kita. Mereka adalah Ahli bid’ah yang sesat dan menyesatkan, menyimpang dari sunnah rasulullah saw. Mereka pandai membolak-balikkan fakta, sunnah mereka jadikan bid’ah dan bid’ah mereka jadikan sunnah. Bagi orang yang berakal tidak layak untuk bergaul ataupun duduk-duduk bersama mereka. Jika itu tetap dilakukan maka akan sakitlah hati bahkan bisa menyebabkan hatinya menjadi mati.
Labels:
materi
Thanks for reading Management Hati 2. Please share...!
0 Comment for "Management Hati 2"