Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (Q.s. At Taubah : 119 )
Rasulullah
shallallhu ‘alaihi wasallama juga memerintahkan agar kita melihat dengan
siapa kita berteman, karena agama seseorang tergantung agama teman
karibnya.
Dalam era teknologi informasi,
definisi atau jenis teman bisa bermacam macam, tidak hanya manusia pada
umumnya yang dijadikan teman, namun bisa juga berupa media cetak dan
elektronik, buku buku bacaan, radio, televisi, video game, telepon
seluler, internet dan lain – lain. Bahkan sebuah survey di negara barat
memaparkan hasil temuannya bahwa lebih dari 75% remaja di negara
tersebut tidak bisa hidup tanpa internet.
Semua media pada asalnya
adalah mubah (boleh), namun kecenderungan manusia selalu menuruti
hawa
nafsu sedangkan nafsu selalu mengajak kepada keburukan, saat ini pun
media elektronik, terutama televisi, lebih banyak menayangkan tayangan
yang bersifat merusak. Kita dapati saat ini televisi hanya dipenuhi
kesyirikan, musik, film, gaya hidup hedonis, sekuler dan materialistik.
Sebagian besar berupa acara hiburan yang melalaikan dan dapat
menumbuhkan benih – benih kemunafikan, seperti malas shalat berjamaah
dan lain lain.
Namun yang di bahas pada
kesempatan rubrik kali ini, bukan-lah mengenai cara seseorang agar bisa
meredam/mengendalikan hawa nafsunya, tapi lebih terfokus tentang
kriteria teman yang baik menurut Islam.
Teman Yang Baik
Teman yang paling baik yang dapat menyuburkan keimanan adalah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sebagaimana sabdanya ;
“Nyanyian dan permainan
hiburan yang melalaikan, menumbuhkan kemunafikan dalam hati, bagaikan
air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggamanNya,
sesungguhnya Al Qur’an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati
sebagaimana air menumbuhkan rerumputan.” (HR. Ad-Dailami)
Seharusnya kita menjadikan Al
Qur’an sebagai teman terbaik, ia dapat menjadi penuntut (hujjah atas
kita) bila kita meremeh-kannya. Namun bila ia selalu dipergauli dengan
baik, selalu merujuk kepadanya, maka ia mampu menjadi penolong dan
pembela (Hujjah bagi kita) dan pemberi syafaat di saat tiada lagi
berguna anak, harta benda, jabatan, teman dan handai taulan. Sedangkan
manusia yang paling baik untuk dijadikan teman adalah yang paling sesuai
perkataan dan per-buatannya dengan tuntunan Al Qur’an dan Sunnah Nabi .
Bergaul dengan teman yang baik mempunyai pengaruh yang besar dalam
menjaga agama dan menambah keimanan.
Akhlak Teman Yang Beriman
Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Ibnu Baabawih, Rasulullah menjelaskan tujuh perkara
yang diwajibkan Allah kepada seorang mukmin terhadap mukmin lainnya.
1. Melihat saudara seiman dengan rasa hormat dalam pandangan matanya
Seringkali harta yang kita
punya,ilmu yang kita dapatkan serta banyaknya amal yang kita lakukan
menyebabkan kita memandang orang lain dengan memicingkan mata.
Se-bagaimana bila kita melihat orang yang lebih kaya dari kita atau
mempunyai status sosial yang tinggi, maka terkadang membuat kita rendah
diri, seharusnya hal ini tidak terjadi, karena dalam Islam yang
diperhitungkan adalah ketakwaan kepada Allah bukan yang lainnya dan
hanya Dia yang lebih menge-tahui siapa yang lebih bertakwa diantara
manusia.
2. Mencintai di dalam hatinya
Yang paling diharapkan adalah
mencintai saudaranya seperti mencintai diri sendiri, di zaman sekarang
hal seperti ini merupakan hal yang langka, padahal dalam generasi
terbaik dari ummat ini membuktikan, banyak dari mereka yang mendahului
kepentingan saudaranya melebihi kepentingan diri sendiri, yang dalam
istilah syar’i disebut Itsar.
3. Menyantuni dengan hartanya
Semua klaim atau pengakuan
semata, belum membuktikan kecintaan seorang teman sampai terbukti mau
berbagi dengan sesama saudaranya. Ketika melihat saudara seiman
membutuhkan harta dan meminta pertolongan, terkadang kita menggunakan
berbagai jurus untuk mengelak, bahkan tiba tiba kita menjadi orang yang
paling miskin dengan mengemukakan berbagai alasan.
4. Tidak menggunjing atau mendengar penggunjingan terhadap kawannya
Salah satu sebab kehancuran
sebuah pertemanan adalah ghibah yang berawal dari ketidak perca-yaan dan
buruk sangka. Bila kita mendengar suatu kabar buruk tentang saudara
kita hendaknya kita tidak mencari-cari dari sumber yang lain tetapi
klarifikasi atau tabayyun.
5. Menjenguknya bila sakit
Saat sakit terkadang bukan
hanya fisik namun jiwapun dapat menjadi lemah, disaat itulah di-
butuhkan kehadiran teman yang memberi semangat dan bantuan yang
diperlukan, alangkah sedihnya bila teman yang diharapkan tidak juga
hadir. Ketika seseorang sakit, ia ingat betul siapa yang hadir menemani
dan menolongnya.
6. Melayat jenazahnya
Melayat, mengurus, mengantar jenazah dan mendo’akan teman yang wafat merupakan kewajiban kita selaku manusia yang hidup.
Rasulullah bersabda ;
” Seorang mayit dalam
kuburnya seperti orang tenggelam yang sedang minta pertolongan. Dia
menanti-nanti doa ayah, ibu, anak dan kawan yang terpercaya. Apabila doa
itu sampai kepadanya, baginya lebih disukai dari dunia berikut segala
isinya Dan sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menyampaikan doa penghuni
dunia untuk ahli kubur sebesar gunung-gunung. Adapun hadiah orang-orang
yang hidup kepada orang-orang mati ialah mohon istighfar kepada Allah
untuk mereka dan bersedekah atas nama mereka. (HR. Ad-Dailami)
7. Tidak menyebut kecuali kebaikannya sesudah ia wafat.
Kewajiban yang terakhir pada
seorang muslim terhadap saudaranya adalah, setelah saudara-nya meninggal
hendaknya tidak menyebut kesalahan dan dosa dosanya, karena semua
dosanya manjadi urusan Allah dan bila ada, hendaknya ia mengampuni
kesalahan yang pernah diperbuat padanya.
8. Duduk Bersama Orang Sholeh
Orang yang baik akan selalu
merasa senang bila selalu bersama orang yang baik pula dan orang yang
rusak akan selalu mencari teman yang sejenis dengannya. Dari Abi Said
Al-Khudhri berkata, bahwa Rasulullah bersabda, ” Janganlah kamu berteman kecuali dengan orang mukmin dan jangan pula seseorang memakan makananmu kecuali orang yang bertaqwa.” (HR Abu Daud, Ahmad, Ibnu Hibban, Ad-Darimi)
Manfaat yang didapat berteman
dengan orang yang sholeh salah atunya adalah kita akan selalu
diingatkan apabila terlupa. Rasulullah mengumpamakan bergaul dengan
orang sholeh seperti berteman dengan penjual minyak wangi.
Duduk dan bermajelis dengan
orang sholeh juga akan mendatangkan rahmat Allah . Diriwayatkan dari Abu
Hurairah dan Abu Sa’ad Al Khudry keduanya berkata, Rasulullah
bersabda :
“ Tidaklah suatu kaum duduk
mengingat Allah Ta’ala kecuali para Malaikat akan mengelilingi mereka
dan mereka akan diliputi oleh rahmat Allah serta akan diturunkan kepada
mereka ketenangan dan Allah akan memuji mereka di hadapan makhluk yang
ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah , Nabi bersabda, ; “Barang
siapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, niscaya
Allah akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barang siapa
memudahkan urusan (mukmin) yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan
urusan-nya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seorang
muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan
menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya.
Barang siapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalan baginya menuju surga. Tidak-lah suatu kaum berkumpul di
salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabulloh dan mempe-lajarinya
bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat
Allah akan menyelimuti mereka, dan Alloh memuji mereka di hadapan (para
malaikat) yang berada di sisi-Nya. Barang siapa amalnya lambat, maka
tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.” (HR. Muslim).
(Red-HASMI)
Labels:
materi
Thanks for reading Kita Berteman Karena Alloh. Please share...!
0 Comment for "Kita Berteman Karena Alloh"